Wagub Jateng Ajak Pengurus Bersemangat Kelola Baznas sebagai Ladang Amal

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka Rapat Koordinasi Daerah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jateng bertajuk ''Konsolidasi, Sinergi, dan Evaluasi Program Baznas,'' di Hotel Brothers, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (13/7).Foto:dok
SUKOHARJO (Jatengdaily.com) – Keberadaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki peran strategis karena mempunyai andil memenuhi kebutuhan umat, khususnya dalam mengentaskan kemiskinan. Jika pada zaman Rasulullah ada baitul mal atau rumah zakat, kini tugas pengurus Baznas mengumpulkan dan menggunakannya untuk kemasalahatan umat.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka Rapat Koordinasi Daerah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jateng bertajuk ”Konsolidasi, Sinergi, dan Evaluasi Program Baznas,” di Hotel Brothers, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (13/7).
”Baznas itu punya power dalam menyalurkan zakat. Memiliki bargaining membantuPemerintah dengan kebermanfaatan yang jelas. Semua bisa dilakukan, menyalurkan zakat, melatih masyarakat memiliki UMKM, pelatihan boga, laundry, dan punya circle atau lingkaran keuangan yang terjamin. Panjenengan semua adalah penerus untuk baitul mal ini,’’ tandasnya.
Dia juga menegaskan, sebagai organisasi nonstruktural plat merah, Baznas harus hadir menjadi motor pemantik umat Islam untuk berzakat. Apalagi dalam kinerjanya diperkuat oleh Baznas RI.
Gus Yasin, panggilan akrabnya, menyatakan Pemprov Jateng mengapresiasi dan berterima kasih karena sudah merasakan kebermanfaatan keberadaan Baznas Jateng. Selain itu, pertumbuhan pengumpulan zakat di kalangan ASN juga terus merangkak naik setiap tahun.
Dia lalu membeberkan program Baznas yang memberikan nilai manfaat, seperti Pelatihan Kang Jalal (Tukang Jagal Halal) yang diikuti utusan dari 35 Baznas Kabupaten/Kota. Saat ini setidaknya 200 Kang Jajal sudah tersertifikasi.
‘’Untuk itu apa yang dilakukan Baznas Jateng terus kita dorong, adopsi, kawal. Berkat Baznas, UMKM yang memiliki sertifikat halal juga terus tumbuh. Jika ada 100 UMKM yang memiliki dua pegawai, maka ada 200 orang yang kita entaskan dari kemiskinan. Dikalikan 35 kabupaten/kota itu sudah berapa. Yang menggembirakan Baznas juga merambah jasa konstruksi,’’ tambahnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain Ketua Baznas RI Prof Dr KH Noor Achmad MA, Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi beserta jajaran pimpinan, dan para pimpinan Baznas dari 35 kabupaten/kota se-Jateng.
Di bagian lain, Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad mengatakan, Baznas memiliki kekuatan luar biasa dalam memberikan kemaslahatan. Kolaborasi terkini adalah Baznas diberi kepercayaan oleh Kemenag RI untuk mengelola dam atau denda haji berupa kambing.
‘’Baznas sudah sampai mengelola dam kambing para jemaah haji Indonesia. Dari Arab bisa dikirim jutaan daging kaleng dari pengelolaan dam, yang bisa kita gunakan untuk pengentasan kemiskinan dan stunting. Kerja sama ini bukti bahwa Baznas dipercaya secara hukum sebagai lembaga yang mengurusi sosial, kedermawanan, sedekah, dan infak,’’ kata Noor Achmad.
Apresiasi
Dia juga mengapresiasi kegiatan Rakorda ini sebagai sarana konsolidasi dan evaluasi program Baznas, sekaligus persiapan menjelang Rakornas, Agustus mendatang. Lebih dari 500 pengurus akan diundang, termasuk provinsi baru.
Rakornas Baznas, sambung dia, bertujuan di antaranya evaluasi menyeluruh secara besar-besaran dalam upaya penguatan bersama. Dari agenda ini, Baznas RI ingin tahu apakah keberadaan Baznas selama ini benar-benar sudah dirasakan sebagai lembaga Pemerintah nonstuktural atau belum.
‘’Kami melihat di sejumlah daerah, Baznas sudah diakui. Indikatornya adanya surat edaran dan instruksi dari kepala daerah. Kami mengapresiasi Baznas Jawa Tengah yang sudah mendapatkan support penuh para pejabat pemerintahan,’’ tambahnya.
Dia juga berharap, di bidang SDM, keberadaan Baznas di daerah juga akan dievaluasi. Misalnya apakah pimpinannya utuh atau tidak, kinerjanya malas-malasan atau tidak. Termasuk pelaksananya, sudah profesional atau belum.
Yang tak kalah penting, kata dia, adalah penguatan infrastruktrur. Misalnya, apakah kantornya masih bergabung dengan masjid, menyewa, atau malah tidak memiliki kantor sama sekali.
‘’Kita juga akan mengecek bagaimana laporan keuangan melalui Sistem Informasi Manajemen Baznas (Simba). Atau jangan-jangan ada yang belum tahu Simba. Tujuan lain mengecek jumlah penerima manfaat. Kita juga membedah berapa sesungguhnya penerima manfaat Baznas, berapa juta orang yang dientaskan dari kemiskinan, berapa orang yang berubah status dari mustahik menjadi muzakki. Catatan kami saat ini ada 109 juta orang telah menerima manfaat Baznas,’’ bebernya.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji mengungkapkan, rakorda ini dalam upaya evaluasi dan mencari solusi terkait persoalan yang muncul di masyarakat terkait zakat.
Beberapa tantangan yang dihadapi, kata dia, menyangkut perolehan dana zakat yang belum maksimal, masih belum optimalnya organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melaksanakan surat edaran bupati/wali kota, terbatasnya SDM, sarana dan prasarana, serta mendukung keinginan stakeholder agar Baznas berperan dalam mengentaskan kemiskinan.
Pada kesempatan tersebut, Darodji juga menambahkan, dalam upaya memberikan apresiasi dan memotivasi kinerja Baznas Kabupaten/Kota, Baznas Jateng akan menggelar Baznas Award. Sasaran yang ingin dicapai adalah penguatan Baznas di daerah agar semakin solid, kuat, dan profesional dalam pengumpulan dan pemanfaatan zakat.St