YOGYAKARTA (Jatengdaily.com) – Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Komisi E DPRD Provinsi Jateng mencari informasi ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan & Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Ditjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI (Dirjen P2P), Jumat (1/3/2024).
Balai itu merupakan unit pelaksana teknis (UPT) milik Kemenkes RI, yang berkantor di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Provinsi DI. Yogyakarta.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Aziz menjelaskan informasi yang ingin didapatkan itu seputar peningkatan layanan laboratorium sebagai pendukung layanan kesehatan penyakit. Dari situ, diharapkan dapat diterapkan di laboratorium kesehatan (labkes) yang ada di Jateng.
“Adanya kunjungan ini karena ingin membuat perencanaan, khususnya Jateng, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan,” terangnya.
Senada, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng dokter Messy Widiastuti sendiri menanyakan mengenai cara agar labkes di Jateng bisa seperti di labkes yang ada di Yogyakarta. Karena, ia melihat labkes setempat sangat memperhatikan kebersihan, kerapihan laboratorium, dan pelayanannya.
“Kami ingin tahu, ada kantor demikian bersih dan rapi bagaimana, serta ingin tahu kalau ada penyakit Demam Berdarah (DB) seberapa jauh penelitiannya. Lalu, bagaimana masyarakat bisa tahu dan menikmati hasil-hasil lab balai ini, sehingga berguna untuk masyarakat. Atau, apakah balai ini hanya untuk laboratorium rutin saja,” tanya Messy.
Anggota Komisi E lainnya, Jasiman, juga menanyakan cara agar Jateng bisa memiliki balai yang bagus dan lengkap seperti di Yogyakarta. “Di Jateng, Banjarnegara dan Magelang, punya Labkes yang levelnya dibawahnya Labkesmas Yogya ini. Ya, mestinya dengan daerah Jateng yang wilayahnya lebih luas, setidaknya Jateng memiliki lab sebesar ini juga. Apakah bisa mengusulkan ke Pusat?,” tanya Jasiman.

Kepala BBTKLPP Yogyakarta dokter Darmawali Handoko menjelaskan bahwa pelayanan labkesmas terdiri atas berbagi tier dengan standar pelayanan yang berbeda-beda. Sesuai konsep labkesmas yang digagas Menteri Kesehatan mengaci UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, dari banyaknya lab kesehatan yang ada, sekarang digabung menjadi labkesmas.
“Ada 5 tier dan setiap balai ada tingkatannya. Tier 1 ada labkesmas di puskesmas, tier 2 labkesmas kabupaten atau kota, dan tier 3 labkesmas provinsi. Di Jateng, di Kota Salatiga, masuk di tier ini. Lalu, ada tier 4 labkesmas regional, nah Yogya masuk di tier regional. Kemudian, tier 5 lab biologi kesehatan, lab kesehatan lingkungan ini UPT nya pusat. Setiap tier memiliki fungsi standar pemeriksaan sendiri-sendiri sebetulnya,” jelas Koko, sapaan dokter sekaligus kepala Labkesmas Yogya.
Ia juga mengatakan sebenarnya Jateng sudah memiliki labkesda di Jalan Sukarno-Hatta. Ia menilai labkesda itu lebih bagus dalam hal kelengkapan pelayanan.
“Di Jateng sebenarnya lebih baik, tapi untuk lingkungannya memang kami lebih unggul karena sebelumnya dari ini balai laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat cuma ditingkatkan saja. Kalau buat baru lagi, membutuhkan biaya banyak sekali seperti biaya pembangunan, SDM-nya, dan juga peralatan. Oleh karena itu, lebih baik meningkatkan yang ada saja,” jawabnya.
Senada, dokter Yekti dari Balai Labkesda & Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jateng yang turut hadir dalam kunjungan tersebut juga menjelaskan mengenai Labkes yang sudah ada di Jateng. Dikatakannya, di Jateng punya Labkesmas tingkat 3 dan pelayanan tingkat provinsi sudah memiliki pemeriksaan tingkat pendeteksian virus (covid kemarin) dan di tingkat nasional untuk pencarian varian-varian baru.
“Selanjutnya, lab non-medis atau kesehatan lingkungan ada alat yang akan melangkah ke arah bio mokuler. Namun memang lahan terbatas, makanya ketika melihat Jogja luasannya bisa 2 sampai 3 kali punya Jateng. Tapi, untuk fasilitasnya bagus di Jateng, cuma Jogja sudah jadi rujukan untuk campak dan sebagainya. Di Jateng sendiri sudah membantu melayani puskesmas dan pelayanan di Jateng sudah menenuhi standar, malah melebihin standar. Letaknya jugansudah strategis di pinggir jalan besar dan pelayanan sudah cukup baik. Jadi, mungkin dari pihak DPRD bisa membantu untuk perluasannya,” jelasnya Dokter Ahli Muda itu.
Sebagai informasi, dari 35 kabupaten/ kota yang ada di Jateng, kini sudah ada 34 laboratorium kesehatan daerah (Labkesda). Hanya kurang 1 daerah yang belum memiliki labkesmas dan sekarang masih berproses. Anf-St
0


