SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sebanyak 50 guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMA di Kota Semarang mengikuti program pelatihan penerapan Sistem Dukungan Bertingkat dalam pelayanan BK.
Kegiatan yang berlangsung dari 13 Agustus hingga 3 September 2024 ini bertujuan untuk pencegahan tingkat intoleransi, perundungan, dan kekerasan di kalangan siswa.
Bertempat di Ruang Pertemuan SMA Negeri 7 Semarang, suasana kegiatan terlihat hidup dan interaktif. Para peserta tampak serius mencatat dan berdiskusi bersama selama kegiatan berlangsung dengan pendampingan oleh fasilitator dari Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Negeri Semarang.
“Antusiasme peserta luar biasa. Mereka aktif bertanya dan berbagi pengalaman praktis di lapangan,” ungkap Dra. MTH Sri Hartati, M.Pd Kons, ketua pelaksana kegiatan.
“Bahkan saat istirahat pun, masih banyak guru yang melanjutkan diskusi informal mengenai materi yang baru disampaikan.”, lanjutnya.
Program kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMA Kota Semarang dengan Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang.
Sistem Dukungan Bertingkat diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menangani masalah intoleransi, perundungan, dan kekerasan di sekolah.
Metode ini memungkinkan guru BK untuk memberikan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.
“Kami berharap dengan diterapkannya sistem ini, kasus intoleransi, perundungan dan kekerasan di SMA Kota Semarang dapat berkurang secara signifikan,” tambah Sri Hartati.
Program pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan BK di sekolah, sekaligus menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan inklusif bagi para siswa.
Dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukkan para guru BK, harapan untuk mencegah intoleransi, perundungan, dan kekerasan di sekolah-sekolah Kota Semarang menjadi upaya bersama untuk dilakukan oleh seluruh komponen terkait di lingkungan pendidikan. St