Scroll Top

FBB Untag Gelar Diskusi Publik Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB) UNTAG Semarang menggelar Diskusi Publik terkait Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyaralat Adat (KMA) Kemendikbudristek, diselenggarakan di Aula FBB Untag Semarang, pada 26 Juni 2024.

Diskusi Publik bertema “Pemenuhan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Antara Komitmen Negara dan Realisasinya”, dibuka oleh rektor Untag Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi, yang ditandai dengan pemukulan gong, bersama Direktur KMA yang diwakili oleh Suharti, S.Sos.

Dekan FBB Untag Prof. Dr. Yosep Bambang Margono Slamet, MA, MSi, PhD selaku tuan rumah dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan mendukung kegiatan ini.

Menurutnya diskusi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi penting mengenai hak-hak penghayat kepercayaan dalam konteks pendidikan, serta mempromosikan inklusivitas dan keberagaman dalam sistem pendidikan nasional.

Untuk itu dia berharap diskusi publik ini akan memberikan hasil yang positif dan membawa angin segar bagi saudara kita para penghayat di seluruh tanah air, terutama para generasi mudanya untuk mendapatkan layanan yang baik dari pemerintah.

Pada diskusi publik ini telah menghadirkan beragam narasumber yang kompeten di bidangnya. Diantaranya adalah Delsy Nike yang merupakan perwakilan dari Komnas HAM, Andri Hernandi dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, Sri Sulihingtyas yang merupakan Wakil Dekan I FBB Untag, serta Tri Noviana (Yayasan LkiS), yang dimoderatori oleh Syamsul Ma’arif.

Salah satu narasumber, Sri Sulihingtyas Drihartati, MHum (Wadek 1 FBB) menceritakan dinamika proses panjang pembentukan prodi satu-satunya di Indonesia S1 – Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME.

Selain itu, Sulihingtyas juga menjelaskan tentang komitmen Untag dalam memberikan layanan pendidikan. “Pendidikan adalah hak semua warga negara, termasuk mereka yang menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus memastikan bahwa layanan pendidikan yang kita berikan harus optimal dan menghormati keberagaman,” ujarnya.

Acara ini juga menjadi ajang diskusi yang produktif dan proaktif, di mana para peserta berbagi pandangan dan pengalaman mengenai tantangan dan peluang dalam memenuhi hak pendidikan bagi penghayat kepercayaan.

Salah satu peserta sekaligus mahasiswa PKTTYME, Nata, membagikan ceritanya sebagai penghayat kepercayaan di daerah asalnya, Lampung. Nata mengungkapkan bahwa saat kecil ia sering merasa minder dan tidak percaya diri karena hanya keluarganya yang menganut kepercayaan di wilayah tempat tinggalnya.

Nata juga menyebutkan bahwa tujuannya memilih prodi PKTTYME adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya spiritual yang berasal asli dari Indonesia. “Kami sebagai penghayat kepercayaan juga tidak boleh ketinggalan zaman, harus jadi agent of change, dan menjadi tenaga yang profesional,” tandasnya.

Dengan diadakannya diskusi ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya hak-hak penghayat kepercayaan dalam segala aspek terutama aspek pendidikan. Fakultas Bahasa dan Budaya UNTAG Semarang berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya inklusivitas dalam pendidikan, demi terciptanya masyarakat yang lebih toleran dan menghargai keberagaman. St

Related Posts

Privacy Preferences
When you visit our website, it may store information through your browser from specific services, usually in form of cookies. Here you can change your privacy preferences. Please note that blocking some types of cookies may impact your experience on our website and the services we offer.