in

Jadikan Masjid Pusat Kegiatan Masyarakat

Caption: Dosen UIN Walisongo Semarang Dr. H. Abdul Muhayya, M.A. (empat dari kanan) bergambar bersama pengurus Takmir Masjid Baitussalam Ngaliyan seusai memberikan ceramah, Kamis malam, 11 Juli 2024.Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Masjid bukanlah tempat untuk beribadah saja. Masjid seharusnya difungsikan lebih dari itu. Karena pada masa Rasulullah, , masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat salat saja melainkan juga digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, jadikanlah masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat.

Hal itu dikemukakan oleh staf pengajar Universitas Islam Negeri Walisongo Dr. H. Abdul Muhayya, M.A. dalam ceramahnya di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Kamis malam, 11 Juli 2024. Kegiatan “Kajian Kliwonan” yang diselenggarakan setiap selapan sekali kali ini diadakan bersamaan dengan serah terima dari Ketua lama Takmir Masjid Baitussalam Masono kepada Ketua terpilih Takmir Masjid Baitussalam Gendro Susilo.

Abdul Muhayya mengatakan, masjid dapat difungsikan sebagai lembaga pendidikan untuk membina potensi masyarakat dari berbagai latar belakang. Pendidikan dan pembinaan masyarakat yang bisa dilakukan antara lain pembinaan dari aspek keagamaan, keilmuan, sosial, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya dan seni.

Memakmurkan masjid tidak hanya sebatas melaksanakan ibadah saja, melainkan memiliki arti luas yaitu membangun, membersihkan, merawat, memelihara, dan melaksanakan aktivitas kebaikan yang dibenarkan oleh syariat islam.

“Masjid hendaknya bukan hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan saja, namun juga pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun demikian, kita tetap harus menjaga kesucian masjid,” ujarnya seraya mencontohkan bagaimana Muhammad SAW saat mendirikan Masjid Quba di Madinah. Masjid Quba inilah yang mendorong kemajuan peradaban kota Madinah pada masa itu.

Rasulullah, demikian Abdul Muhayya, menjadikan masjid sebagai sentra aktivitas kemasyarakatan, bukan sekadar tempat ibadah. Di dalam masjid Rasulullah juga menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang menunjukkan fungsi edukasi. Ini berarti, masjid memiliki fungsi yang sangat luas.

Tidak sekadar menjadi persinggahan bagi orang-orang yang hendak menunaikan kewajibannya terhadap Allah sebagai Muslim, tetapi juga memosisikan sebagai wahana bagi orang-orang yang berkebutuhan, bukan hanya spiritual tetapi juga intelektual, hingga finansial.

Sebelumnya Masono berharap, agar ketua dan pengurus Takmir Baitussalam dapat bekerja sama dengan ikhlas dan sepenuh hati untuk melaksanakan tugas-tugas dalam membina dan mengembangkan kegiatan masjid.

Menjadi pengurus masjid merupakan kesempatan untuk berbuat baik dan menjadikan sebagai lading pahala.
Masono juga menyampaikan laporan kegiatan takmir periode 2021-2024, yaitu laporan kegiatan dakwah dan ibadah yang telah dilakukan, dan keuangan masjid.

Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan yaitu kajian Ahad pagi, kajian kliwonan, dan peringatan hari besar seperti penyelenggaraan kegiatan Bulan Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mikraj, dan Maulud Nabi Muhammad. Selain itu, takmir masjid juga sudah melakukan kaderisasi melalui TPQ Baitussalam dan mendirikan kelompok rebana Padhang Bulan.

Gendro Susilo mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari umat untuk menjadi Ketua Takmir Masjid Baitussalam. Namun, dalam tugas-tugas ketakmiran tidak mungkin ia kerjakan sendirian. Dibutuhkan kerja sama dengan para pengurus lain.

“Selain itu, saya membutuhkan nasihat dan petunjuk dari ketua takmir lama Masono dan Ketua Yayasan Baitussalam Didik Suwarsono,” katanya.

Gendro menyampaikan, ia akan melanjutkan program dan kegiatan kepengurusan sebelumnya yang telah banyak berbuat untuk masjid. Insyaallah ia tetap mempertahankan apa yang sudah dianggap baik dan berjalan selama ini.

Namun, ia memfokuskan pada peningkatan kualitas tema kajian-kajian rutin maupun tematik.
Gendro mengharapkan adanya suasana keakraban antara jamaah masjid, untuk bersama-sama dalam pengelolaan kegiatan masjid, sehingga menimbulkan semangat untuk beribadah. Selain itu, ia berharap agar tercipta suasana ukhuwwah Islamiyah di kalangan jamaah, saling bersilaturrahim, dan saling bertegur sapa.

Ketua Yayasan Baitussalam Didik Suwarsono mengucapkan terima kasih atas kerja pengurus lama Masjid Baitussalam yang selama ini telah mengadakan kegiatan-kegiatan ibadah dan memperkuat ukhuwah islamiyyah. Kepada ketua dan pengurus baru Didik meminta agar menjalankan amanat dengan menjalankan roda organisasi secara baik.

Didik mengaku terkesan dengan format Pemilihan Calon Ketua Takmir Masjid Baitussalam yang telah berlangsung beberapa waktu lalu. Pemilihan telah berlangsung secara demokratis dan terbuka. Umat bebas tanpa paksaan untuk memilih 10 kandidat sesuai hati nurani.
“Dalam pemilihan tersebut alhamdulillah suaranya merata. Artinya, semua calon memperoleh suara,” candanya seraya menyebutkan, agar model pemilihan calon ketua takmir seperti ini tetap dilanjutkan di masa-masa mendatang.

Hasil selengkapnya pemilihan Ketua Takmir Masjid Baitussalam periode 2024-2027 adalah: Gunoto Saparie mendapatkan 58 suara, Suyono 12 suara, Gendro Susilo 436 suara, Oerip Widodo 25 suara, Agus Suyono 31 suara, Sutikno 2 suara, Dian Kurniadi 7 suara, Herman Lestarto 5 suara, Fitra Ardian 4 suara, dan Sutikno 21 suara. Suara tidak sah berjumlah 7.

 

Written by Jatengdaily.com

Selamat Jalan, Hendrick Gozali, Produser Film Legendaris Indonesia

Dikukuhkan Sebagai Profesor Kehormatan Unissula, Arief Moelia Edie Serukan Pentingnya Pemerintahan Bebas Korupsi