SEMARANG (Jatengdaily.com) – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang. Ponco Apriliyanto, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Pencak Silat Nasional UIN Kalijaga Cup IV yang digelar di Yogyakarta. Ponco menjadi juara 1 pada kategori tanding kelas A – 50Kg tingkat mahasiswa, mengungguli 18 peserta dari 18 perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam kompetisi bergengsi ini, Ponco menunjukkan performa luar biasa dengan menyingkirkan lawan-lawan tangguh dari Institut Stiper Yogyakarta, UIN Walisongo Semarang, Universitas Padjadjaran, Universitas Muria Kudus, hingga mengalahkan wakil Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di babak grandfinal.
“Alhamdulillah, saya sangat senang karena ini merupakan event pertama saya setelah absen selama satu tahun. Kejuaraan ini menjadi tantangan sekaligus pembuktian bahwa dengan kerja keras, kita bisa meraih hasil maksimal,” ujar Ponco penuh syukur.
Ponco juga tercatat sebagai anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat UNTAG Semarang. Keberhasilannya ini sekaligus menjadi inspirasi bagi teman-temannya di UKM untuk terus berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Rektor UNTAG Semarang, Prof. Dr. Drs. Suparno, M.Si., memberikan apresiasi tinggi atas prestasi yang diraih Ponco. “Prestasi ini tidak hanya membanggakan Ponco dan UKM Pencak Silat, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UNTAG Semarang mampu bersaing dan unggul di tingkat nasional. Kami mendukung penuh segala upaya mahasiswa dalam mengembangkan bakat mereka, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Semoga ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi,” ujarnya.
Prestasi Ponco menjadi momentum yang membanggakan bagi UNTAG Semarang untuk terus melahirkan generasi berprestasi dan berkarakter unggul. Fakultas Teknologi Pertanian, tempat Ponco menempuh pendidikan, juga merasa bangga atas pencapaian ini.
Dengan medali emas yang diraihnya, Ponco membuktikan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga bela diri, tetapi juga sebuah warisan budaya yang terus dapat dikembangkan oleh generasi muda. St