in

MIH Untag Bersama Yayasan Permatasari Gandeng RS Cepoko Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis

Para pemrakarsa pelaksanaan bhakti sosial operasi bibir sumbing dan celah celah langit dari RS. Cepoko, Yayasan Permatasari, Magister Ilmu Hukum Untag Semarang, dan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia, dan Ferari, serta Dinas Kesehatan Kota Semarang telah memberikan keterangan pada acara pembukaan, yang digelar di Gunung Pati Semarang, pada 18 Mei 2024.Foto:dok

 

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Magister Ilmu Hukum (MIH) Untag Semarang bersama Yayasan Permatasari telah menggandeng RS. Cepoko untuk menggelar operasi bibir sumbing dan celah langit langit secara gratis, yang diselenggarakan di Gunung Pati Semarang, pada hari Sabtu dan Minggu, 18-19 Mei 2024.

Menurut Ketua Program studi Ilmu Hukum Untag Semarang Dr. Anggraini Kusumaningrum, SH., MHum, bahwa untuk mendukung kegiatan bhakti sosial tersebut pihaknya juga menggandeng organisasi lainnya, seperti Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) dan Federasi Advokasi Indonesia (FERARI).

Disamping itu, kata Anggraini lebih lanjut bahwa Ceremony bakti sosial operasi  bibir sumbing dan celah lagit langit ini di dukung  oleh  Dinas Sosial Jawa Tengah, Dinas Kesehatan  Kota Semarang, Pengurus  IDI Wilayah Jawa Tengah,  Pengurus IDI Kota Semarang dan lembaga lain yang mempunyai kepedulian terhadap penderita bibir sumbing di Kota Semarang.

Dalam sambutannya, Komisaris Utama RS Cepoko Semarang, Anang Budi Utomo menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud kepedulian bersama dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Semarang Jawa Tegah.

Dia berharap, agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun  dalam rangka membantu masyarakat jawa tengah yang menderita sumbing bibir dan sumbing  celah celah langit, utamanya kepada masyarakat yang kurang mampu.

Menurutnya, sosialisasi dalam rangka menjaring masyarakat yang mengalami bibir sumbing dan celah langit lagit ini telah lakukan sejak bulan Maret 2024. Dan sebanyak 17 Pasien telah terdaftar terdiri dari 1 orang Dewasa dengan usia 21 tahun, 6 anak yang berusia satu tahun dan anak anak yang masih berusia di bawah 10 Tahun.

Dalam Pelaksanaannya, sehari sebelumnya para peserta telah melakukan sejumlah skrening kesehatan untuk memastikan kondisi pasien dalam keadaan yang sehat sehingga siap melakukan tidakkan medis, dalam pelaksanaan operasi tersebut terdata 12 Pasien telah lolos skrening ada 10 Pasien.

Sementara itu, Ketua Yayasan Permata Sari, Dr. Endang Sri Sarastri mengatakan, yayasannya telah melakukan bakti sosial ini sejak 2000.

Semula, ada ratusan pasien bibir sumbing. Kini, jumlahnya sudah kian berkurang karena pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat sudah semakin baik.

Di Kota Semarang memang berkurang, biasanya di daerah pedesaan. Mereka kebanyakan dari warga kurang mampu. Biasanya, saat hamil kurang diperhatikan gizinya. Kalau hamil muntah-muntah tidak berusaha dimasukan (makan) kembali. Padahal, tiga bulan pertama hamil adalah pembentukan organ tubuh,” terangnya.

Pihaknya terbuka membantu masyarakat operasi bibir sumbing dengan syarat minimal anak berusia tiga bulan, kondisi sehat, HB 10 dengan berat badan minimal lima kilogram. Kondisi paru-paru bagus dan tidak sedang mengalami batuk dan pilek.

“Harapannya, dengan penampilan yang lebih bagus, anak-anak mau sekolah, mau bersosialisasi, menjadi anak pandai, berguna bagi nusa dan bangsa,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kota Semarang telah menyempatkan diri untuk menemui keluarga pasien diruang perawatan guna memberikan motivasi dan dukungan mental dalam menjalani opersi bibir sumbing dan celah langit langit, beliau memberi suport bahwa operasi tersebut mempunyai keberhasilan sampai seratus persen sehingga bapak ibu yang putranya di operasi tidak perlu kawatir, ungkapnya. St

Written by Jatengdaily.com

Dorong Sektor Pendidikan Melalui Beasiswa Prasejahtera, Semen Gresik Fasilitasi 25 Mahasiswa PTN di Rembang dan Blora

Hadapi Kekeringan dampak Kemarau, Ini Strategi Pemkot Semarang