in

Musim Hujan Tiba, Saatnya Jaga Kesehatan dengan Bijak

Oleh: Wiwit Puji Sulistiyani, S.Si

Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Purbalingga

November 2024 menjadi awal musim hujan yang hampir tak terputus. Hujan deras membasahi wilayah Indonesia bagian barat setiap hari, seperti yang diprediksi BMKG. Puncak musim hujan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Desember 2024 dan menyusul di wilayah Indonesia bagian timur pada Januari hingga Februari 2025.

Musim hujan sering kali membawa tantangan terhadap kesehatan. Keluhan kesehatan seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, penyakit akut, penyakit kronis maupun lainnya mudah menyerang. Data BPS menunjukkan, pada tahun 2024 tercatat 21,31 persen penduduk Purbalingga mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Naik 2,53 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan, terutama di musim yang rawan seperti sekarang.

Jangan Abaikan Gejala

Ketika badan sudah mulai terasa tidak sehat, seringnya kita berpikir, “Ini hanya flu biasa, akan sembuh sendiri”. Namun, gejala yang berlarut-larut bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Jika demam, batuk, atau pilek tak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Berdasarkan data BPS, pada tahun 2024 terdapat 50,67 persen penduduk Purbalingga yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan pernah rawat jalan menggunakan jaminan kesehatan. Sisanya memilih untuk mengobati sendiri, merasa tidak perlu karena menganggap akan sembuh dengan sendirinya, tidak punya biaya berobat, tidak ada biaya transportasi maupun sarana transportasi, dan waktu tunggu pelayanan lama. Padahal, penanganan dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kunci Sehat di Musim Hujan: Pola Hidup Sehat

Langkah terbaik melawan penyakit adalah mencegahnya. Pola hidup sehat menjadi kunci utama. Mulailah dengan memastikan makanan yang dikonsumsi bergizi dan seimbang. Tidak perlu mahal, yang penting mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang cukup. Dengan kata lain, kecukupan gizinya terpenuhi.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai kecukupan gizi adalah konsumsi energi (kalori) dan protein. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam Permenkes disebutkan bahwa rata-rata kebutuhan energi masyarakat Indonesia adalah 2.100 kilo kalori per hari dan protein sebanyak 57 gram per hari.

Berdasarkan data BPS, rata-rata konsumsi kalori per kapita penduduk Purbalingga pada tahun 2024 hanya 1.887,86 kkal per hari. Angka ini mengalami penurunan 59,91 kkal dari tahun sebelumnya dan masih di bawah standar yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Sementara itu, rata-rata angka kecukupan protein penduduk Purbalingga pada tahun 2024 (55,29 gram) mengalami peningkatan 1,32 gram dari tahun sebelumnya (53,97 gram). Meski ada peningkatan pada konsumsi protein, kedua angka ini menunjukkan bahwa masyarakat di Purbalingga masih perlu meningkatkan asupan gizinya.

Gerakan Bersama untuk Hidup Sehat

Upaya meningkatkan gizi masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan dukungan dari Pemerintah. Program Pemerintah seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Isi Piringku adalah contoh langkah strategis yang telah berjalan.

Agar lebih efektif, sosialisasi program ini perlu dikemas dengan cara yang relevan dengan zaman, seperti melalui media sosial atau kolaborasi dengan influencer . Metode ini sangat penting ditengah gempuran jajanan kekinian yang kurang bergizi, namun dikemas dan dipromosikan dengan sangat menarik.

Musim hujan adalah musim yang menantang, tetapi bukan berarti kita harus menyerah pada penyakit. Dengan menjaga pola hidup sehat, memanfaatkan fasilitas kesehatan, dan mendukung program pemerintah, kita dapat melewati musim ini dengan tubuh yang tetap sehat, bugar, dan semangat yang terjaga. Jatengdaily.com-St

Written by Jatengdaily.com

Pertamina Patra Niaga Siap Berikan Harga Khusus Avtur Nataru di 19 Bandara

USM Gelar 2nd ICTECA 2024