KABUPATEN SEMARANG (Jatengdaily.com)– Komunitas Budaya Karangjati Nyawiji telah berhasil menyelenggarakan serangkaian kegiatan penciptaan dan pelatihan tari kerakyatan khas Kabupaten Semarang, yakni tari Tari Senopati Supit Urang
Tarian ini diciptakan dalam rangka nguri-uri budaya, dengan didukung program Pendanaan Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X.
Kegiatan ini berlangsung dari akhir Juli hingga awal Oktober 2024 di Kabupaten Semarang, dengan fokus pada penciptaan koreografi tari kerakyatan, pengembangan musik gamelan, serta pelatihan bagi para pelaku seni lokal.

Ketua Komunitas Budaya Karangjati Nyawijia, Muhtar Widiyanto mengatakan, program ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya Kabupaten Semarang, memperkenalkan cerita sejarah heroik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan strategi perang Supit Urang yang dipimpin Letkol Sudirman di Ambarawa pada saat itu, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pariwisata budaya.
Melalui karya tari yang dihasilkan, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengapresiasi kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Kabupaten Semarang.
Tahapan kegiatan dimulai dengan pengumpulan bahan literasi tari kerakyatan di Jawa Tengah dan wilayah Semarang Raya.
Tim kreatif yang terdiri dari koreografer, ahli sejarah dan budaya, serta seniman musik tradisional kemudian terlibat dalam penciptaan gerak tari, gending gamelan, serta wirosworo atau cakepan tembang untuk mendukung tarian.
Selain itu, dilaksanakan workshop pelatihan yang diikuti oleh 100 pelaku seni dan pamong Budaya dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan pembagian flasdisk hasil karya cipta tari Senopati Supit Urang secara simbolis kepada pamong budaya dari 19 kecamatan di Kabuopaten Semarang.
Workshop ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan tari, pengelolaan acara, serta teknik pengembangan komersial yang beretika.
”Dengan terlaksananya kegiatan ini, Komunitas Budaya Karangjati Nyawiji menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal dan membangun ekonomi kreatif berbasis seni. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan,” jelas Muhtar Widiyanto.
Sementara itu, Tri Wijatmono selaku Pimpinan Produksi kegiatan penciptaan tari Senopati Supit Urang mengatakan, kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi dan praktisi seni yang memberikan masukan dalam proses penciptaan, hingga perwakilan pemerintah daerah seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.
Pemerintah daerah mendukung penuh inisiatif ini, dengan harapan bahwa tari kerakyatan khas Kabupaten Semarang dapat menjadi ikon budaya yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga nasional.
”Juga semua pelaku seni kerakyatan di kabupaten Semarang sangat diperkenankan untuk belajar dan menampilkan tarian Senopati Supit Urang dalam even tontonan masyarakat umum, dan arapan ke depan akan semakin terjalin kebersamaan antar pelaku seni kerakyatan di Kabupaten Semarang sehingga dapat bersinergi dalam kegiatan kesenian kebudayaan di masa datang,” jelas Tri Wijatmono. she