
SEMARANG (Jatengdaily.com)– Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI, Dr Bhimo Widyo Andoko SH MH mengatakan, dua dosen Unissula kembali berhasil meraih gelar guru besar. Mereka adalah Dr Luluk Muhimatul Ifada SE MSi Ak CA dari Fakultas Ekonomi dan Dr Ir Henny Pratiwi Adi ST MT dari Fakultas Teknik.
Bhimo Widyo Andoko mengatakan, penambahan guru besar atau profesor di Unissula tidak terlepas dari peran semua pihak, termasuk utama di dalamnya adalah peran Rektor Unissula yang sangat mendukung dalam melahirkan para guru besar baru.
”Ini satu sinergi yang baik yang dimulai dari internal Unissula, dari rektor yang selalu mensuport, dan juga semua pihak,” jelas Bhimo Widyo Andoko, Senin (16/12/2024) di Unissula.
Bhimo Widyo Andoko mengatakan hal itu saat menyerahkan SK guru besar kepada Prof Dr Luluk Muhimatul Ifada SE MSi Ak CA dan Prof Dr Ir Henny Pratiwi Adi ST MT. SK diserahkan kepada Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH, yang selanjutnya rektor menyerahkannya kepada Prof Dr Luluk Muhimatul Ifada SE MSi Ak CA dan Prof Dr Ir Henny Pratiwi Adi ST MT.
Lebih lanjut menurutnya, satu guru besar harus bisa membina dua dosen sampai empat dosen untuk menyusul menjadi guru besar selanjutnya. Selain itu, guru besar atau profesor diharapkan akan lebih banyak melakukan penelitian atau riset yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini penting untuk mensuport kampus berkelas internasional. ”Jadi kita minta komitmennya untuk mempertahankan mutu pendidikan di kampus,” jelasnya.
Rektor Unissula Prof Gunarto juga mengucapkan terimakasih atas bimbingan LLDIKTI Wilayah VI Jateng pada Unissula. Selain itu, rektor menyampaikan apresiasi atas capaian dua guru besar di universitas yang dipimpinnya tersebut.
“Alhamdulillah semakin banyak dosen Unissula yang berhasil meraih gelar guru besar. Ini merupakan nikmat dan rahmat dari Allah SWT yang harus kita syukuri,” jelasnya.
Sementara itu Prof Henny Pratiwi yang merupakan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat mengatakan, menjadi guru besar adalah merupakan jabatan fungsional tertinggi di Perguruan Tinggi (PT). Dia merupakan guru besar atau profesor ke-4 Fakultas Teknik Unissula (FT) dan profesor pertama perempuan di FT Unissula.
”Jabatan profesor bukan akhir segalanya, namun berkomitmen untuk terus melakukan riset dan pengabdian masyarakat. Saya banyak melakukan riset, ada lebih 30 riset yang telah dilakukan. Riset yang saya lakukan adalah dengan topik tentang integrasi wilayah yang tergenang banjir dan rob. Ada banyak hal yang bisa dilakukan jika menghadapi rob dan banjir akibat perubahan iklim, yakni migrasi, proteksi, dan adaptasi. Untuk proteksi pada wilayah itu, bisa dilakukan dengan membuat sistem polder. Untuk riset internasional terkait itu, saya juga melakukannya berkolaborasi dengan para peneliti dari Rotterdam University Aplied Science Belanda, Hanze University Belanda, dan Gdanska University Polandia,” jelasnya.
Sementara itu, Luluk Muhimatul Ifada mengatakan, jika dirinya konsen pada riset akuntansi lingkungan. Riset yang saya geluti adalah bagaimana pembangunan itu berkelanjutan, environmental government. Diantarannya, bagaimana perusahaan itu tidak hanya berorientasi pada profit semata. Tetapi harus memperhatikan dampak operasionalnya, pada lingkungan, sosial dan tata kelola,” jelasnya.
Sedangkan riset internasionalnya dilakukan dengan para peneliti dari University of Essex Inggris, peneliti dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universitas Teknologi MARA ( UITM). she

