SEMARANG ( Jatengdaily.com) — Suasana penuh semangat menyelimuti GOR Polytron Universitas Diponegoro, Semarang, saat ratusan anak berseragam olahraga memenuhi arena pertandingan. Teriakan dukungan, tepuk tangan, dan dentingan raket berpadu menjadi irama yang menggambarkan semangat juang dalam Milklife Semarang School Badminton Tournament 2025, yang digelar pada 24 hingga 27 Juli 2025.
Kejuaraan bulu tangkis antarpelajar tingkat SD ini merupakan hasil kolaborasi Djarum Foundation Bakti Olahraga bersama Pengkot PBSI Semarang. Sebanyak 318 peserta dari puluhan sekolah dasar di Kota Semarang dan sekitarnya ambil bagian, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap olahraga tepok bulu sejak dini.
Mereka bersaing dalam berbagai nomor pertandingan—mulai dari tunggal putra-putri kelas 1-2 dan 3-4, hingga ganda putra-putri kelas 5-6, serta ganda campuran lintas kelas. Meski usia masih belia, semangat kompetisi dan sportivitas sudah sangat terasa di setiap laga yang tersaji.

Ketua Pelaksana, Ivana Lie, legenda bulu tangkis Indonesia, mengungkapkan bahwa ajang ini bukan sekadar turnamen, tetapi bagian dari upaya menanamkan kecintaan terhadap bulu tangkis sekaligus membina bibit-bibit atlet masa depan.
“Kami ingin bersama PBSI merawat prestasi bulu tangkis Indonesia. Semoga dari turnamen ini lahir pemain-pemain andal yang kelak mengharumkan nama bangsa di Olimpiade dan kejuaraan internasional,” ujar Ivana dengan penuh harap.
Senada, Ketua Pengkot PBSI Semarang, Ahmad Muhaimin, menyampaikan apresiasi atas dukungan Djarum Foundation yang konsisten mengawal regenerasi atlet di level akar rumput.
“Kami sangat berterima kasih karena turnamen ini selaras dengan program pembinaan PBSI Semarang. Ini bukan hanya ajang lomba, tetapi juga sarana pemassalan dan pembibitan atlet dari kalangan pelajar,” katanya.
Muhaimin juga menyampaikan optimismenya bahwa melalui kejuaraan semacam ini, sekolah-sekolah akan semakin terdorong mengembangkan ekstrakurikuler bulu tangkis yang sistematis dan berkelanjutan.
“Insyaallah, dari Semarang akan lahir atlet-atlet nasional yang mampu bersaing di tingkat dunia,” ujarnya penuh semangat.
Turnamen ini diikuti berbagai sekolah, seperti SD IT Bunayya, SD Theresiana 02, SDN Pedurungan Kidul 05, SDN Meteseh, SD Santo Antonius 02, SDIT Al Firdaus, SD Kanisius Jimbaran, hingga MI Al Mut’allimin dan MIS Darussalam Sumowono. Daftar panjang peserta ini menunjukkan bahwa olahraga tidak mengenal batas wilayah maupun latar belakang.
Di tengah sorak-sorai dan semangat bertanding, terselip harapan besar dari orang tua, guru, dan pembina: bahwa lewat olahraga, anak-anak tidak hanya belajar teknik dan strategi, tetapi juga nilai-nilai kerja keras, sportivitas, dan kepercayaan diri.
Dari lapangan-lapangan kecil inilah, asa besar itu tumbuh—bahwa bulu tangkis Indonesia akan terus menemukan penerusnya, bahkan sejak usia SD. St