Loading ...

Berlangsung 17-19 Juli, Pameran Agrimat 2025 Usung Inovasi Teknologi Pertanian dan Pangan

pameran agrimat

Pameran Agrimat (Indonesia Agriculture Machinery, Accessories & Tools) Expo 2025 di Muladi Dome Undip. Foto: adri

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Pameran Agrimat (Indonesia Agriculture Machinery, Accessories & Tools) Expo 2025 digelar bersamaan dengan Jateng Cold Chain Expo 2025 di Muladi Dome, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pada 17–19 Juli 2025.

Penyelenggara menargetkan 7.000 pengunjung per hari dalam ajang yang memamerkan inovasi teknologi pertanian dan rantai pasok pangan itu.

“Kami merasa terhormat membawa Agrimat dan Jateng Cold Chain Expo ke Jawa Tengah, sebuah wilayah dengan potensi besar dalam memodernisasi pertanian dan mengoptimalkan efisiensi rantai dingin,” kata Project Manager PT Wahana Kemala Makmur Nely dalam konferensi pers di Semarang, Kamis (17/7/2025).

Dia menyebutkan pameran ini akan menjadi ajang transformatif yang mempertemukan pelaku agribisnis, industri makanan dan spesialis rantai dingin untuk mengeksplorasi teknologi, tren, serta inovasi terkini yang membentuk rantai nilai pangan Indonesia. “Ada sebanyak 50 peserta dari dalam dan luar negeri akan berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ungkapnya.

Beberapa nama besar industri ikut ambil bagian, seperti Jofae Agriculture Machinery, Honda Power Product Indonesia, Stihl, Berca Mandiri dan Kubota Machinery. Sementara itu, teknologi pascapanen cerdas dan digital turut ditampilkan oleh ITB Inovasi, Terradrone, Bandung Mekatronika serta platform digital buatan anak bangsa dari Mekari.

Direktur PT Wahana Metal Sofianto Widjaja mengatakan pameran ini juga mendapat dukungan sejumlah asosiasi industri, seperti Alsintani (Asosiasi Perusahaan Alat & Mesin Pertanian Indonesia), Perempuan Tani HKTI, PPLI Cold Chain, Petani Muda Klaten, dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya.

“Agrimat 2025 menonjolkan kemajuan teknologi di sektor pertanian cerdas, pertanian presisi, serta teknologi pascapanen,” kata Sofianto Widjaja.

Sementara itu, Jateng Cold Chain Expo 2025 akan fokus pada inovasi penyimpanan dingin, logistik berbasis suhu terkontrol serta pemantauan digital untuk menjamin mutu dan keamanan pangan dari hulu ke hilir.

“Kami antusias menyaksikan bagaimana pameran ini menjembatani setiap bagian dalam rantai nilai, menginspirasi era kolaborasi baru yang akan mengangkat industri pangan Indonesia ke panggung global,” ujar Sofianto Widjaja.

Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Suharnomo mengapresiasi pameran tersebut sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah, swasta dan akademisi untuk mengenalkan teknologi tepat guna di sektor pertanian dan perikanan. “Ini kerja sama yang ideal. Teknologi seperti ini penting dikenalkan kepada masyarakat, khususnya petani dan nelayan,” kata Suharnomo.

Dengan adanya pameran ini dapat menjawab tantangan regenerasi petani. “Pameran ini menjawab susahnya memantik generasi muda jadi petani. Dengan teknologi drone, misalnya, menyiram dan memupuk bisa dilakukan secara otomatis. Itu bagian dari efisiensi yang luar biasa,” ujarnya

Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng Sri Broto Rini menyebut penggunaan teknologi tepat guna di bidang pertanian masih minim, tetapi sudah mulai digalakkan.

“Selama dua tahun terakhir, kami memfasilitasi reefer container, cool storage, dan air blast freezer yang kini dikelola BUMD maupun swasta,” kata Rini.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi tepat guna dapat meningkatkan efisiensi hingga 70 persen, terutama di sektor hilir pertanian seperti pengolahan dan penyimpanan hasil peternakan.

“Efisiensi ini bisa menekan biaya operasional. Misalnya, biaya penyimpanan hanya Rp 90 per kilogram per hari. Daging ayam yang disimpan di reefer container selama sebulan tidak memengaruhi harga di pasaran,” pungkasnya. adri-she

Facebook Comments Box