Dorong Pertumbuhan UMKM dengan Konsep Tamyiz Financial Literacy, Ahmad Salim Raih Gelar Doktor 

IMG-20250904-WA0018

SEMARANG (Jatengdaily.com) -Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unissula, Dr. H. Ahmad Salim, S.E., M.Ak., MH., Ak., CRP. mengikuti Ujian Tertutup Disertasi di Program Doktor Ilmu Manajemen Unissula pada Kamis (4/9/2025). Ia mempresentasikan disertasinya yang berjudul Enhancing Performance of Non-Agricultural SMEs through Tamyiz Financial Literacy: Exploring hhe Role of Shariah External Financing as a Mediator.

Menurut Ahmad Salim Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Keunggulan utama UMKM terletak pada kemampuannya menyerap tenaga kerja dan imunitasnya terhadap krisis ekonomi. UMKM juga menjadi pilar ekonomi di negara berkembang. Mampu menyerap banyak tenaga kerja. Juga relatif tahan terhadap krisis.

Namun demikian, menurut data BPS Jawa Tengah kinerja UMKM mengalami penurunan.  Salah satu hambatan terbesar bagi pertumbuhan UMKM adalah kurangnya akses ke modal dan sumber dana eksternal. Keterbatasan ini seringkali disebabkan oleh rendahnya pengetahuan atau literasi keuangan .

Menurutnya kesulitan mendapatkan dana eksternal menghambat pertumbuhan dan stabilitas usaha.  Sementara itu kurangnya kemampuan dan pengetahuan keuangan membuat UMKM sulit memenuhi syarat pengajuan kredit dan pengetahuan keuangan yang rendah berdampak pada efektivitas pengambilan keputusan, mulai dari pengajuan kredit hingga pengelolaan dana.

Oleh karena itu ia membuat penelitian yang bertujuan mengeksplorasi sebuah konsep baru yaitu Tamyiz Financial Literacy, untuk mengisi kesenjangan penelitian dan menawarkan solusi atas inkonsistensi pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dengan memasukkan nilai religius.

Tamyiz adalah istilah Arab yang merujuk pada kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, halal dan haram. Dalam konteks bisnis, tamyiz adalah syarat penting agar sebuah transaksi sah menurut syariat Islam. Hal itu dilakukan dengan memastikan pelaku bisnis cakap hukum dan memahami konsekuensi tindakannya.

Konsep baru Tamyiz Financial Literacy dibentuk dengan mengintegrasikan dimensi Tamyiz (pembeda, selektif, dan beretika) ke dalam dimensi Financial Literacy (sikap, keterampilan, perilaku, dan pengetahuan), yang melahirkan 4 (empat) dimensi baru berupa Different financial Attitude, Different Financial Skill, Ethical Financial Behavior, and Selected Financial Knowledge.

Selain menghasilkan sebuah novelty berupa konsep Tamyiz Financial Literacy yang memperkaya Resource Based Theory dengan mengintegrasikan nilai-nilai syariah (Tamyiz), penelitiannya juga mengkonfirmasi bahwa setiap dimensi Tamyiz Financial Literacy merupakan pendorong penting bagi pertumbuhan usaha yang diukur dari niat menambah karyawan, peningkatan penjualan, peningkatan aset, serta pembayaran zakat, infaq, dan sedekah. Oleh karenanya pelaku UMKM perlu mengadopsi konsep Tamyiz Financial Literacy, untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Para penguji antara lain, Prof. Dr. Ibnu Khajar S.E., M.Si., Prof. Drs. Widiyanto, M.Si., Ph.D., Dr. Anna Widiastuti, S.E. M.Si., Prof. Dr. Widodo, S.E., M.Si., Ph.D., Prof., Dr. Heru Sulistyo, S.E., M.Si., Prof. Dr. Indri Kartika, S.E., M.Si., Akt., dan Dr. Dedi Rusdi, S.E., M.Si., Akt., CA. Ahmad Salim berhasil lulus dalam ujian tersebut dengan predikat cumlaude. she

Exit mobile version