DEMAK (Jatengdaily.com)- Peringatan Hari Kartini hendaknya menjadi momentum bersama merefleksikan perjuangan tokoh emansipasi wanita pada kehidupan kaum hawa masa kini.
Bahwa sebagai ras terhebat di dunia, para wanita hebat harus bisa berkontribusi untuk membangun dan memajukan daerah.
Saat membuka talk show bertema ”Menjadi Generasi Kartini yang Cerdas dan Tangguh” gelaran Dinsos P2PA Kabupaten Demak, Bupati dr Hj Eisti’anah SE menyampaikan, meski tak pernah melihat langsung sosok RA Kartini, namun vibes semangat tokoh wanita luar biasa tersebut berjuang menyetarakan hak kaum wanita begitu terasa hingga kini.
“Sehingga saat ini wanita di Indonesia tidak hanya menjadi penerima manfaat, namun mampu pula menjadi agen perubahan. Berjalan sejajar kaum lelaki, baik dalam dunia pendidikan maupun berkiprah pada semua bidang kegiatan tanoanharus melupakan kodratnya,” kata Bupati Eisti’anah, Rabu (23/04/2025).
Bahkan seiring berlakunya emansipasi wanita di negeri ini, menurut Bupati, paradigma perempuan kanca wingking sudah tidak berlaku. Bukan bermaksud ingin mendahului atau di depan laki-laki, namun wanita jaman sekarang tidak lagi hanya bertugas memasak, berhias diri, dan melahirkan anak (masak, macak, manak).
“Akan tetapi wanita saat ini berhak mendapatkan kesetaraan gender tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai wanita. Selain itu juga harus ada keseimbangan antara karir dan keluarga. Maka itu perempuan tidak hanya cerdas dan beratitud, tapi juga sehat jasmani dan rohani.
Turut hadir sebagai narasumber Prof Dr Hj Umma Farida LC MA, Guru Besar IAIN Kudus. Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Demak Hj Nuraeni Akhmad Sugiharto, serta Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Demak Hj Mujiyatun Badruddin. Sementara peserta dari ibu-ibu anggota GOW, TP PKK Kecamatan, dan paralegal.
Sama halnya Bupati Eisti’anah, Prof Umma menjelaskan, setara bukan berarti sama persis. Namun sejajar tanpa merubah kodrat.
“Sebagai contoh sepatu atau sandal. Ada yang kanan dan kiri, yang keduanya bisa berfungsi sama dan berjalan sejajar, tanpa harus memiliki bentuk sama persis. Demikian pula halnya kesetaraan gender bagi para perempuan, yang harus bisa memahami hal-hal yang bersifat kodrat,” urai Sekretaris Umum PW Muslimat NU Jawa Tengah itu.
“Harus ada keseimbangan antara karir dan keluarga. Maka itu perempuan tidak hanya cerdas dan beratitud, tapi juga sehat jasmani dan rohani. Wanita sekarang mau jad manfaat bagi sesama,” tuturnya. rie-she i apa saja bisa, namun akan lebih baik ketika bisa memberikan manfaat bagi sesama,” tuturnya. rie-she