Mahasiswa Ilkom USM Gelar Sosialisasi tentang Tanda-Tanda KDRT

3 Min Read
Sosialisasi bertema ''Lindungi Diri, Sayangi Keluarga: Kenali Tanda-Tanda KDRT'' yang digelar mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) di Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, pada Minggu (21/12/2025). Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) — Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih menjadi persoalan serius yang kerap terjadi di lingkungan keluarga. Namun sering tidak terungkap karena dianggap sebagai urusan pribadi.

Hal itu mengemuka dalam sosialisasi bertema ”Lindungi Diri, Sayangi Keluarga: Kenali Tanda-Tanda KDRT” yang digelar mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) di Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, pada Minggu (21/12/2025)..

Kegiatan yang diikuti ibu-ibu PKK Kelurahan Bugangan itu bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya perempuan, mengenai bentuk-bentuk KDRT, tanda-tanda awal kekerasan yang sering tidak disadari, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga.

Sosialisasi menghadirkan Irnida Terana, M.Psi., Psikolog, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Irnida mengatakan, KDRT tidak selalu berbentuk kekerasan fisik, melainkan juga mencakup kekerasan psikologis, verbal, ekonomi, dan kontrol berlebihan dalam relasi rumah tangga.

”Banyak perempuan tidak menyadari bahwa dirinya mengalami KDRT karena kekerasan tersebut tidak meninggalkan luka fisik. Padahal tekanan mental, kata-kata yang merendahkan, hingga pembatasan aktivitas juga termasuk bentuk kekerasan,” jelas Irnida.

Dia menambahkan, pemahaman mengenai KDRT menjadi langkah awal yang sangat penting agar korban tidak terus berada dalam lingkaran kekerasan.

”Melindungi diri bukan berarti merusak keluarga. Justru dengan mengenali tanda-tanda KDRT dan berani mencari bantuan, kita sedang menjaga keselamatan diri, anak, dan keutuhan keluarga dalam jangka panjang,” tambahnya.

Dia berharap, melalui kegiatan ini, ibu-ibu PKK dapat menjadi agen edukasi di lingkungan keluarga dan masyarakat, serta berperan aktif dalam pencegahan KDRT sejak dini.

Sosialisasi itu juga menjadi upaya membangun kesadaran kolektif bahwa keluarga seharusnya menjadi ruang aman, bukan tempat terjadinya kekerasan.

”Kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, tokoh lingkungan, dan tenaga profesional dalam menciptakan keluarga yang sehat, setara, dan bebas dari kekerasan,” tuturnya.

Kegiatan berlangsung secara interaktif dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan serta berbagi pengalaman terkait dinamika rumah tangga dan lingkungan sekitar.

Salah satu peserta, anggota PKK Kelurahan Bugangan, Chintya mengaku mendapatkan wawasan baru setelah mengikuti sosialisasi ini.

”Selama ini kami mengira KDRT itu hanya kalau ada pemukulan. Ternyata ucapan kasar dan tekanan mental juga termasuk kekerasan. Kegiatan ini membuka mata kami sebagai istri dan ibu,” ungkapnya.

Antusiasme peserta menunjukkan bahwa isu KDRT masih sangat relevan dan membutuhkan ruang edukasi yang aman agar masyarakat berani berdiskusi dan saling menguatkan. St

0
Share This Article
Privacy Preferences
When you visit our website, it may store information through your browser from specific services, usually in form of cookies. Here you can change your privacy preferences. Please note that blocking some types of cookies may impact your experience on our website and the services we offer.