Menteri Agama akan Canangkan GAS Nikah di Simpanglima, Ajak Generasi Muda Tak Takut Menikah

IMG-20250926-WA0064

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jateng, Dr. H. Saiful Mujab. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Suasana Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang, Minggu pagi (28/9), bakal dipenuhi ribuan langkah penuh semangat.

Menteri Agama RI akan melepas peserta Sakinah Funwalk sebagai tanda dimulainya kampanye Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (GAS Nikah), sebuah gerakan nasional untuk mengingatkan pentingnya pencatatan pernikahan.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jateng, Dr. H. Saiful Mujab, menjelaskan, pelepasan peserta akan dilakukan langsung oleh Menteri Agama di halaman Masjid Raya Baiturrahman, didampingi Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. H. Abu Rokhmad dan jajaran pejabat pusat maupun daerah.

“Kami mengerahkan sebanyak mungkin peserta, terutama keluarga besar Kemenag serta remaja usia produktif dari berbagai madrasah dan perguruan tinggi,” ungkap Saiful.

Tak hanya itu, Menteri Agama juga akan menyerahkan Keputusan Menteri Agama (KMA) yang menunjuk Jawa Tengah sebagai tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional 2026. “Insya Allah, masyarakat Jawa Tengah siap menjadi sahibul bait MTQ Nasional,” ujarnya.

Peserta funwalk akan menempuh rute mengitari Lapangan Simpanglima, melintasi Jalan Pahlawan, menuju bundaran air mancur, lalu kembali ke titik awal di Masjid Raya Baiturrahman.

Untuk menambah semarak, panitia menghadirkan hiburan dari Gus Romy Ahmad dan penyanyi religi Woro Widowati, serta menyediakan hadiah menarik, termasuk doorprize utama berupa paket ibadah umrah dari PT Abu Bakar Berkah (ABBA) Tour Semarang.

Kabid Urais Kanwil Kemenag Jateng, Ahmad Farkhan, menegaskan bahwa sasaran utama GAS Nikah adalah Generasi Z, khususnya anak muda yang memasuki usia 20–30 tahun. “GAS Nikah merupakan bagian dari rangkaian Blissful Mawlid 1447 H bertema Membumikan Shalawat Merawat Jagat,” katanya.

Kekhawatiran Turunnya Angka Nikah

Gerakan ini lahir dari keprihatinan atas menurunnya angka pencatatan pernikahan di Indonesia. Data Disdukcapil menunjukkan, meski di Jawa Tengah terdapat lebih dari lima juta penduduk usia nikah, hingga Juni 2025 baru tercatat 107 ribu pasangan menikah.

Secara nasional, tren serupa juga terlihat. Pada 2020 tercatat 1.780.346 perkawinan, namun angkanya terus menurun: 1.743.450 pada 2021, 1.719.592 pada 2022, 1.577.493 pada 2023, dan hanya 1.478.424 pada 2024.

Farkhan menilai fenomena generasi muda yang menganggap perkawinan sebagai hal menakutkan (marriage is scary) semakin marak di media sosial.

“Perkawinan bukan sesuatu yang menakutkan jika dipersiapkan dengan baik. Kita perlu memberi edukasi agar generasi muda memahami makna pernikahan secara benar. Keluarga yang kokoh adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya. St

Exit mobile version