SEMARANG (Jatengdaily.com) — Kementerian Agama Kota Semarang kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kepedulian terhadap isu pangan dan lingkungan hidup.
Melalui program unggulan Klangenan (Kemenag Peduli Pangan dan Lingkungan), kegiatan tak hanya berhenti pada slogan semata, tetapi nyata hadir menyapa masyarakat yang membutuhkan.
Jumat (25/7/2025), Aula Kantor Kemenag Kota Semarang menjadi saksi kehangatan kolaborasi antara Kemenag Kota Semarang, Restoran Pringsewu, LKKNU, dan LAZISNU. Bersama, mereka menggelar Pelatihan Masak Sehat, Bergizi, dan Halal untuk Cegah Stunting.
Tak hanya menyasar peningkatan pengetahuan tentang gizi, kegiatan ini juga menjangkau para pahlawan lingkungan: para pemulung yang tinggal dan mencari nafkah di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kedungpane, Kecamatan Mijen.
“Seringkali mereka terlupakan, padahal para pemulung ini sesungguhnya adalah pahlawan lingkungan,” ujar Dony Aldise Harahap, Kasubbag Tata Usaha Kemenag Kota Semarang.
“Mereka memilah sampah yang bisa didaur ulang atau dimanfaatkan kembali. Tanpa mereka, tumpukan sampah akan jauh lebih besar.”
Dalam kegiatan ini, para pemulung diberikan pelatihan praktis memasak makanan sehat dengan bahan-bahan sederhana dan mudah dijangkau. Bekerja sama dengan Restoran Pringsewu, pelatihan dilakukan dengan penuh suasana kekeluargaan. Tak hanya itu, LAZISNU turut serta membagikan paket sembako sebagai bentuk perhatian terhadap kesejahteraan mereka.
“Kami ingin kegiatan ini bukan hanya simbolik,” imbuh Dony. “Ini bagian dari upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, apalagi dalam upaya mencegah stunting. Harapannya, dari dapur-dapur sederhana ini akan lahir generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.”
Dony juga menyampaikan apresiasi atas sinergi berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Menurutnya, kerja sama lintas sektor merupakan kunci dalam membangun Kota Semarang yang lebih sehat dan berkeadilan sosial.
Dengan semangat kebersamaan, Klangenan hadir bukan hanya sebagai program kerja, tetapi juga sebagai wujud empati dan aksi nyata bagi mereka yang sering terabaikan. Di balik tumpukan sampah, ada harapan dan kehidupan yang terus tumbuh. St
0



