Skip to main content Scroll Top

Peluncuran Buku Panduan Perfilman Inklusif Dorong Industri Film Lebih Aksesibel dan Setara

Peluncuran Buku Panduan Perfilman Inklusif. Foto: Buyil

JAKARTA (Jatengdaily.com)– Komitmen terhadap industri film yang ramah dan inklusif semakin ditegaskan dengan diluncurkannya Buku Panduan Perfilman Inklusif oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, Dr. Syaifullah Agam, SE., M.Ec.,Ph.D, pada Rabu (19/11/2025) di Jakarta. Peluncuran ini menjadi momentum penting bagi upaya menghadirkan ekosistem perfilman yang dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

Dalam sambutannya, Syaifullah menekankan bahwa buku panduan tersebut disusun sebagai acuan nasional untuk mewujudkan praktik produksi film yang setara dan inklusif. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pedoman teknis harus bersifat dinamis.

“Buku ini bukan dokumen yang sempurna dan final. Pedoman teknis wajib menyesuaikan perubahan zaman dan perkembangan teknologi,” tegasnya.

Ia menyoroti perubahan kualitas visual dan audio dalam produksi film serta pendekatan baru dalam pembuatan film sejarah yang menuntut fleksibilitas pedoman. Tidak hanya itu, Syaifullah menekankan pentingnya memandang penyandang disabilitas sebagai bagian dari ekosistem kreatif yang memiliki potensi setara, bukan sebagai beban produksi.

Syaifullah juga berbagi pengalaman pribadi saat berkuliah bersama mahasiswa dengan hambatan penglihatan yang mampu berprestasi berkat dukungan teknologi dan akses yang sama.

“Keterbatasan bisa berubah menjadi kelebihan ketika kita memberi ruang dan kesempatan. Industri film harus melihat itu,” ujarnya.

Ia turut mendorong semakin terbukanya peluang bagi talenta disabilitas, termasuk dalam kompetisi penulisan skenario. Menurutnya, kualitas cerita lahir dari riset dan imajinasi, bukan dari latar belakang fisik penulis.

 

Disusun Melalui Kolaborasi Lintas Sektor

Peluncuran buku ini dilakukan dalam agenda uji publik dan merupakan hasil kolaborasi panjang antara lembaga pendidikan, komunitas disabilitas, organisasi profesi, hingga instansi pemerintah. Ketua Tim Penulis, Dr. Suzen H.R. Lumban Tobing, S.Sn., M.Hum, menyebut proses penyusunannya sebagai kerja gotong royong multipihak.

Dr. Suzen memberikan apresiasi kepada Direktorat Perfilman, Musik, dan Seni; para dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ); asosiasi KFC; para sineas; Komnas Disabilitas; PPDI; serta berbagai komunitas dan penggiat inklusi. Ia menegaskan bahwa substansi panduan diperkuat oleh kontribusi komunitas disabilitas, termasuk peran aktif teman-teman Tuli dalam penerjemahan bahasa isyarat.

“Kami berharap panduan ini mudah dipahami, dapat diimplementasikan, dan disusun bukan hanya untuk komunitas disabilitas, tetapi bersama mereka,” ujarnya.

Dr. Suzen juga mengapresiasi dukungan Citra Film School yang berperan melalui pendampingan, workshop, dan diskusi selama penyusunan buku. Ia menambahkan bahwa panduan ini masih terbuka untuk penyempurnaan berkelanjutan.

 

Dorong Sineas Mengangkat Kisah Disabilitas dengan Empati

Menjelang peringatan Hari Disabilitas Internasional, peluncuran buku ini diharapkan menjadi pendorong bagi insan perfilman untuk lebih berani mengangkat tema disabilitas secara empatik dan berintegritas. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan RI atas dukungan konsisten yang memungkinkan proses penyusunan berjalan lancar.

Peluncuran Buku Panduan Perfilman Inklusif ini menandai langkah maju menuju industri film Indonesia yang lebih terbuka, setara, dan berdaya untuk semua. Buyil-she

Privacy Preferences
When you visit our website, it may store information through your browser from specific services, usually in form of cookies. Here you can change your privacy preferences. Please note that blocking some types of cookies may impact your experience on our website and the services we offer.