Scroll Top

Pemuda Semarang Menyala, Suara Kolaborasi Bergema dari Balai Kota

Forum diskusi bergulir santai, penuh tawa dan refleksi. Berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti AMK, GAMKI, IPNU, IPPNU, Pemuda Katolik, IMM, dan Srikandi Pemuda Pancasila saling bertukar pandangan tentang tantangan zaman dan arti kolaborasi sejati. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com)  — Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak pagi tak mampu memadamkan bara semangat para pemuda. Satu per satu mereka datang, sebagian dengan jas hujan, sebagian lainnya menenteng payung, membanjiri Hall Balai Kota Semarang, Selasa (28/10), untuk menghadiri Sarasehan Pemuda bertema “Co-Creation Semarang: Challenge Pemuda”.

Dalam udara yang lembap dan dingin, ruangan itu justru terasa hangat oleh tawa, semangat, dan tekad ratusan anak muda dari berbagai organisasi dan komunitas. Dari Fatayat NU, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, hingga GenRe dan Denok Kenang Semarang—semua hadir dengan satu tujuan: menyatukan langkah demi masa depan kota.

Kegiatan yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda itu dibuka dengan cara yang tak biasa—pembacaan “Surat Cinta dari Pemuda untuk Wali Kota Semarang”. Surat simbolik itu bukan sekadar untaian kata, tetapi sebuah jeritan lembut dari hati generasi muda yang ingin lebih didengar dan dilibatkan dalam pembangunan.

Nada suara perwakilan pemuda yang membacakan surat terdengar bergetar, menembus keheningan ruangan. Beberapa peserta menunduk, menyimak dengan mata berkaca. Dalam surat itu, mereka menyerukan agar ruang partisipasi pemuda diperluas, agar ide dan kreativitas anak muda menjadi bagian nyata dari kebijakan kota.

Setelah itu, suasana berubah menjadi akrab. Forum diskusi bergulir santai, penuh tawa dan refleksi. Berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) seperti AMK, GAMKI, IPNU, IPPNU, Pemuda Katolik, IMM, dan Srikandi Pemuda Pancasila saling bertukar pandangan tentang tantangan zaman dan arti kolaborasi sejati. Ide-ide segar bermunculan: pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis komunitas, penguatan gotong royong di era digital, hingga ekosistem kolaborasi lintas organisasi.

Di tengah antusiasme itu, Ketua DPD KNPI Kota Semarang, Yohana Citra Mahardika, berdiri di podium. Suaranya tegas namun hangat.

“Hari Sumpah Pemuda bukan hanya peringatan sejarah,” ujarnya. “Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa persatuan dan kolaborasi adalah kunci kemajuan bangsa. Dari Semarang, kita buktikan bahwa pemuda bisa berinovasi, bergerak, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.”

Kata-katanya disambut tepuk tangan panjang. Beberapa peserta bahkan berdiri—bukan karena formalitas, tapi karena merasa tergetar oleh semangat yang sama.

Diskusi berlanjut dengan sesi berbagi gagasan dan penampilan kreatif yang menampilkan wajah-wajah optimis generasi baru. Di sela-sela tawa dan dialog hangat, ada keyakinan tumbuh: bahwa masa depan kota ini akan aman di tangan mereka yang berani bersuara dan bergerak.

Sebagai penutup, Yohana Citra membacakan Pernyataan Sikap Pemuda Kota Semarang—sebuah deklarasi yang menggema di seluruh ruangan:

  1. Persatuan adalah modal utama pembangunan kota.

  2. Siap berkolaborasi dan menghadirkan inovasi.

  3. Kontribusi berbasis kompetensi.

  4. Menghidupkan kembali semangat gotong royong.

  5. Pemuda sebagai agen perubahan yang berdampak.

Dan ketika pembacaan usai, seluruh peserta berdiri tegak. Dengan suara lantang, mereka menyerukan yel-yel bersama:
“Semarang Bersatu, Semarang Semakin Hebat! Pemuda Bergerak!”

Sorak itu menggema, melampaui dinding Balai Kota yang basah oleh hujan—menjadi gema semangat baru bahwa di tengah tantangan, pemuda Semarang tak sekadar hadir sebagai penonton, melainkan pelaku perubahan yang siap menyalakan cahaya masa depan. St

Privacy Preferences
When you visit our website, it may store information through your browser from specific services, usually in form of cookies. Here you can change your privacy preferences. Please note that blocking some types of cookies may impact your experience on our website and the services we offer.