Poster Antirokok di Tangan Anak Desa Belor: Jejak Kecil untuk Masa Depan Sehat

rokok kkn2

Dwityas Octa Kurniawati, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Unnes menyerahkan poster antirokok. Foto:dok

GROBOGAN (Jatengdaily.com) – Di ruang kelas sederhana SD Negeri 2 Belor, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, sebuah lembar poster berwarna cerah perlahan ditempelkan di dinding. Anak-anak SD yang biasanya gaduh mendadak berkerumun, menunjuk tulisan besar bertuliskan “Tips Mengurangi Pemakaian Rokok”. Mata mereka berbinar, sebagian membacanya dengan suara lantang, sebagian lain tersenyum melihat ilustrasi sederhana yang menghiasi poster itu.

Poster tersebut bukan sekadar tempelan. Ia adalah wujud kepedulian mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES GIAT 12 Ngopeni Jateng yang sedang bertugas di Desa Belor. Dibuat oleh Dwityas Octa Kurniawati, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UNNES, poster itu lahir dari keresahan yang nyata: perilaku merokok masih sering dijumpai di lingkungan sekitar, bahkan tak jarang menjadi pemandangan sehari-hari bagi anak-anak.

“Poster ini sangat bermanfaat sebagai media edukasi sekaligus pengingat bagi siswa dan guru mengenai pentingnya menjauhi rokok. Dengan adanya karya ini, diharapkan kesadaran warga sekolah dalam mengurangi pemakaian rokok semakin meningkat,” tutur Titik Siswati, S.Pd.SD., Kepala SD Negeri 2 Belor dengan penuh apresiasi.

Bagi Dwityas, merancang poster bukan hanya tentang menata gambar atau kata-kata. Ia ingin menyentuh kesadaran, terutama anak-anak, bahwa rokok bukan sekadar kebiasaan, melainkan ancaman nyata bagi kesehatan. Melalui gambar-gambar yang cerah, bahasa yang sederhana, dan pesan yang lugas, ia berharap murid SD bisa memahami makna besar di balik pesan kecil: menjaga tubuh agar tetap sehat.

Kegiatan edukasi ini menjadi cara mahasiswa UNNES menjawab tantangan kesehatan masyarakat desa. Mereka sadar, menghentikan perilaku merokok bukanlah perkara mudah. Namun, dengan menanamkan pemahaman sejak dini, generasi muda setidaknya bisa tumbuh dengan gaya hidup sehat, lebih kuat, dan lebih berdaya.

Di balik itu, hadir pula semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diwujudkan oleh Pusat Pengembangan KKN LPPM UNNES. Bagi mereka, keberadaan mahasiswa di desa bukan hanya tentang pengabdian formalitas, tetapi tentang meninggalkan jejak nyata. Jejak yang bisa terus berbicara bahkan setelah KKN usai.

Sebagaimana tagline yang mereka usung, “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa”, lembar poster anti rokok di SD Negeri 2 Belor bukanlah karya kecil. Ia adalah simbol dari mimpi besar: mencetak generasi tanpa asap rokok, yang tumbuh dengan tubuh sehat, pikiran cerdas, dan semangat kuat untuk membangun bangsa. Penulis: Dwityas Octa Kurniawati, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Unnes