
SEMARANG (Jatengdaily.com)- Banjir yang melanda Kota Semarang beberapa waktu terakhir meninggalkan dampak yang cukup luas.
Selain menggenangi permukiman dan mengganggu aktivitas warga, bencana tersebut juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit akibat kondisi lingkungan yang tidak higienis.
Beberapa penyakit yang sering muncul pascabanjir antara lain batuk, pilek, diare, demam tifoid (tifus), infeksi kulit, dan lain sebagainya. Meski tampak ringan, penyakit-penyakit ini dapat dengan cepat menular apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Menyikapi hal tersebut, Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) melalui Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang bergerak cepat mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ketua Umum YBWSA, Prof. Dr. Bambang Tri Bawono, S.H., M.H., memberikan arahan langsung agar rumah sakit segera melakukan langkah konkret sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.
“Segera laksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat terdampak banjir. Lakukan upaya preventif terhadap munculnya penyakit. Hal tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai bagian dari umat dan perwujudan nilai-nilai Islam dalam pelayanan kesehatan,” tegas Prof. Bambang.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Direktur RSI Sultan Agung, dr. Agus Ujianto, M.Si. Med., Sp.B., bersama jajarannya menginisiasi kegiatan pengobatan gratis bagi warga terdampak banjir, yang akan dilaksanakan di dua lokasi terdampak, yaitu Kamis, 6 November 2025 di Kelurahan Terboyo Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang dan Jumat, 7 November 2025 di Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk, Kota Semarang
Dalam kegiatan ini, RSI Sultan Agung menurunkan tim tenaga kesehatan lengkap yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, tenaga farmasi, serta relawan dari program PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). Selain pelayanan pemeriksaan kesehatan, tim juga akan memberikan obat-obatan gratis dan edukasi kesehatan lingkungan pascabanjir.
“Kami ingin memastikan masyarakat terdampak banjir tetap mendapatkan akses layanan kesehatan dengan mudah. Tidak hanya pemeriksaan dan pengobatan, tetapi juga edukasi agar warga memahami pentingnya menjaga kebersihan dan mencegah penularan penyakit,” ungkap dr. Agus.
Lebih lanjut, dr. Agus menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen RSI Sultan Agung dalam menjalankan misi kemanusiaan dan dakwah kesehatan. Menurutnya, rumah sakit tidak hanya berperan sebagai penyedia layanan medis, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam menyehatkan masyarakat, terutama di masa-masa sulit.
“RSI Sultan Agung bukan sekadar rumah sakit, tetapi juga lembaga dakwah melalui kesehatan. Kami ingin hadir di tengah masyarakat dengan membawa semangat rahmatan lil ‘alamin — menjadi rahmat bagi semua. Semoga bantuan kecil ini bisa memberi dampak besar bagi masyarakat,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, RSI Sultan Agung berharap dapat memperkuat nilai kepedulian sosial dan kebermanfaatan bagi masyarakat luas, sekaligus menegaskan komitmennya untuk hadir sebagai rumah sakit Islam yang tidak hanya melayani pasien di dalam gedung, tetapi juga menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.
“Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya saat masyarakat sehat, tetapi juga saat mereka tertimpa musibah. Itulah makna sejati dari pelayanan Islami,” pungkas dr. Agus. she
















