Sampah Plastik Jadi Ancaman, Sekda Demak Ajak Masyarakat Jadi Agen Perubahan Penjaga Kebersihan Lingkungan

Sekda Kabupaten Demak H Akhmad Sugiharto bersama Direktur Perlindungan Ekosistem Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Zamzami, dan Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto, saat menanam benih mangrove secara simbolis menandai peringatan HPSN 2025 di Kabupaten Demak. Foto: dok
DEMAK (Jatengdaily.com)- Ada yang lain di Desa Tambak Bulusan Kecamatan Karangtengah, Kamis (27/02/2025) pagi. Ratusan orang dari berbagai elemen bergotong-royong membersihkan kawasan pesisir dari sampah plastik yang bertebaran di sekitar lokasi pantai.
Ya. Kabupaten Demak terpilih sebagai salah satu lokasi untuk menyelenggarakan aksi bersih-bersih sampah dan penanaman mangrove di Jawa Tengah dalam rangka memperingati Hari Pembersihan Sampah Nasional (HPSN) 2025.
Kegiatan yang dihadiri pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Tengah itu dipusatkan di Dusun Tambak Tengah, Desa Tambak Bulusan, Kecamatan Karangtengah. Tujuan utama aksi tersebut adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, serta melestarikan ekosistem pesisir yang rentan terhadap ancaman sampah plastik.
Tampak di antara mereka yakni Direktur Perlindungan Ekosistem Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Zamzami, SE, MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, ST, MT, serta Sekda Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, ST, MT. Di samping Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, H Muhammad Ridhodin SH, MH. Juga perwakilan guru dan pelajar dari tingkat SD hingga SMK, dan aktivis lingkungan.
Sekda Akhmad Sugiharto mewakili Bupati Demak menyampaikan, pentingnya peran mangrove bagi wilayah pesisir. “Kabupaten Demak memiliki garis pantai sepanjang 34,1 kilometer, dari Kecamatan Sayung hingga Wedung. Keberadaan mangrove tidak hanya berfungsi sebagai penahan abrasi, tetapi juga sebagai habitat satwa dan penyerap emisi karbon,” ujarnya.
Sayangnya, sampah plastik masih menjadi ancaman serius bagi kelestariannya. “Oleh karena itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi agen perubahan dengan menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Dia berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait semakin kuat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.
Di sisi lain, Widi Hartanto Kepala DLHK Jawa Tengah mengungkapkan, keprihatinannya terhadap tingginya produksi sampah di Jawa Tengah. Data terakhir menunjukkan bahwa Jawa Tengah menghasilkan 6,3 juta ton sampah per tahun. Padahal, 70% di antaranya adalah sampah organik yang seharusnya bisa diolah menjadi kompos di tingkat rumah tangga.
“Maka itu adanya inisiatif pembentukan bank sampah perlu diapresiasi dan dioptimalkan sebagai solusi untuk mengurangi beban lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Zamzami dari KLHK menekankan, dampak negatif sampah plastik terhadap ekosistem mangrove dan memperburuk perubahan iklim. “Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah harus digalakkan. Kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk meminimalisir kerusakan lingkungan,” urainya.
Kegiatan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih di kawasan mangrove Tambak Bulusan dan penanaman bibit mangrove. rie-she