SEMARANG (Jatengdaily.com) – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti halaman Balai RT 01 RW 04 Kelurahan Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu malam (16/8).
Ratusan warga dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga orang tua, berkumpul bersama tokoh masyarakat dan agama dalam rangka Malam Tirakatan Tujuhbelasan, menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara berlangsung meriah namun tetap sarat khidmat. Warga membuka rangkaian tirakatan dengan doa bersama, dilanjutkan dengan pembacaan teks Proklamasi yang membawa suasana kembali pada detik-detik bersejarah 17 Agustus 1945.
Ketua RW IV Ngaliyan, Gunoto Saparie, dalam sambutannya memberikan apresiasi atas kebersamaan warga RT 01. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia 80 tahun lalu bukanlah akhir, melainkan pintu awal dari perjuangan panjang yang harus diteruskan generasi kini.
“Walaupun kita sudah merdeka selama 80 tahun, cita-cita bangsa untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur belum sepenuhnya tercapai. Karena itu, warga RT 01 RW 04 Ngaliyan harus tetap berjuang, melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur,” ujarnya penuh semangat.
Gunoto juga menyinggung tantangan besar yang masih dihadapi bangsa di berbagai bidang.
“Di bidang ekonomi, politik, sosial, dan kebudayaan, kita masih berada dalam bayang-bayang penjajahan asing. Maka perjuangan kita belum selesai,” tegasnya.
Tak hanya soal perjuangan, ia juga mengingatkan perihal program bantuan dana operasional sebesar Rp25 juta per RT setiap tahun anggaran yang digulirkan Pemerintah Kota Semarang. Dana tersebut, katanya, harus dimanfaatkan secara tepat dan transparan untuk kepentingan warga.
Sementara itu, Ketua RT 01 RW 04, Jarot Dian S., menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga atas kebersamaan dan dukungan mereka.
Ia menegaskan komitmennya untuk mengelola dana operasional RT secara terbuka.
“Saya berjanji akan selalu transparan dalam pengelolaannya. Setiap keputusan akan dimusyawarahkan bersama pengurus dan warga RT 01 RW 04 Ngaliyan,” tandasnya.
Malam tirakatan semakin hangat ketika warga larut dalam obrolan, tawa, dan kebersamaan, menikmati momentum sederhana namun penuh makna. Di balik keramaian itu, tersimpan semangat gotong royong dan cinta tanah air yang terus dijaga, menjadi warisan berharga untuk generasi penerus. St