Undip Membangun Desa Mandiri Air, Energi dan Wisata Berkelanjutan untuk Warga Blora

Rektor Undip, Prof Suharnomo dan Bupati Blora Arief Rohman saat penandatanganan kerjasama. Foto: dok
SEMARANG (Jatengdaily.com)- Universitas Diponegoro (Undip) kembali menegaskan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program strategis bertajuk “Undip untuk Blora: Membangun Desa Mandiri Air, Energi, dan Wisata Berkelanjutan”.
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Rektor Undip, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., bersama Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., dalam sebuah acara yang berlangsung di Desa Sambongrejo, Kabupaten Blora.
Program pengabdian ini dilaksanakan di beberapa desa di Blora dengan pendekatan terintegrasi yang mengedepankan keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya lokal. Kegiatan meliputi penyusunan master plan desa wisata berbasis kearifan lokal, pembangunan unit produksi air minum, serta pemanfaatan energi surya untuk penyediaan air bersih dan penerangan jalan desa.
Di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Undip telah merancang master plan pengembangan desa wisata yang melanjutkan potensi Kampung Samin sebagai ikon budaya lokal. Bersamaan dengan itu, dibangun pula unit produksi air minum dengan merek “Tirta Bening”, yang dikelola oleh BUMDes sebagai bentuk usaha mandiri desa. Warga yang kurang mampu tetap mendapatkan akses air minum secara gratis sebagai bentuk keadilan sosial. Keunggulan spesifik dari teknologi produksi air minum ini adalah kemampuannya menurunkan tingkat kesadahan air yang tinggi akibat kondisi geologi pegunungan kapur di Blora, khususnya kandungan kalsium dan magnesium dalam air sumur. Teknologi desalinasi yang dikembangkan dirancang secara khusus untuk mengurangi kandungan kesadahan tersebut, sehingga menghasilkan air minum yang lebih sehat dan layak konsumsi.
Sementara itu, di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Blora, Undip menginisiasi pembangunan sistem tenaga surya untuk menggerakkan pompa air bersih dan lampu penerangan jalan tenaga surya. Desa ini juga dirancang menjadi percontohan desa mandiri energi dan wisata edukatif berbasis energi terbarukan, selaras dengan visi Undip sebagai universitas riset yang unggul serta tagline Undip bermartabat dan bermanfaat.
“Undip tidak hanya hadir untuk mencetak lulusan unggul, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat. Kami berkomitmen mendampingi desa-desa agar lebih mandiri dan berdaya,” ujar Rektor Undip dalam sambutannya.
Bupati Blora turut menyambut baik inisiatif Undip ini dan menyampaikan harapan agar kerja sama ini terus berlanjut untuk menjangkau lebih banyak desa di wilayah Blora.
Program ini melibatkan dosen dan mahasiswa lintas disiplin di Undip dalam rangka implementasi Tridharma Perguruan Tinggi dan menjadi bagian dari penguatan model Smart Eco-Village berbasis kolaborasi antara universitas dan pemerintah daerah. Keterlibatan para dosen, peneliti, dan mahasiswa lintas disiplin ini dikoordinasikan secara sinergis oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, sehingga pengabdian berjalan terstruktur, adaptif, dan berbasis keilmuan.
Dengan sinergi antara Undip dan Pemkab Blora, diharapkan desa-desa di Blora dapat berkembang menjadi desa yang cerdas, mandiri, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Keterlibatan Sekolah Vokasi Undip
Sementara itu Dekan Sekolah Vokasi Undip, Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si., menegaskan bahwa keterlibatan Sekolah Vokasi Undip dalam program ini merupakan wujud nyata kontribusi Undip untuk membangun kemandirian desa. “Kami ingin memastikan bahwa teknologi tepat guna yang dikembangkan di kampus dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama dalam aspek air bersih, energi, dan pemberdayaan ekonomi berbasis wisata,” ujarnya.
Ketua LPPM Undip, Prof. Dr. Suherman, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi Undip dalam memperkuat riset terapan berbasis kebutuhan masyarakat. “Pengabdian ini tidak hanya berdampak pada masyarakat Blora, tetapi juga menjadi model pengembangan desa mandiri yang dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia,” jelasnya.
Peneliti LPPM Undip, Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, yang juga ahli teknologi desalinasi, menjelaskan bahwa unit produksi air minum Tirta Bening dirancang dengan sistem desalinasi khusus untuk mengurangi kesadahan air akibat tingginya kandungan kalsium dan magnesium di Blora. “Dengan teknologi ini, kualitas air yang dihasilkan menjadi lebih sehat dan layak untuk dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.
Pemilihan tema besar “Undip Untuk Blora: Membangun Desa Mandiri Air, Energi, Dan Wisata Berkelanjutan” bukan tanpa alasan. Air dan energi merupakan kebutuhan dasar dan akan selalu menjadi isu yang menarik bagi semua lapisan masyarakat. Upaya membangun desa wisata pun diyakini akan memberikan dampak ekonomi langsung yang dapat dirasakan masyarakat, mulai dari pedagang asongan, pelaku UKM souvenir, pemilik warung makan dan restoran, pengelola homestay, pemandu wisata, hingga biro perjalanan lokal. Sementara itu, pengembangan energi diarahkan pada energi terbarukan, khususnya energi matahari, karena energi ini tidak akan habis selamanya. Hal ini sangat penting mengingat cadangan energi fosil seperti minyak, batubara, dan gas di Indonesia kian menipis dan pada saatnya akan habis. she