USM Latih Kelompok Wanita Tani Kendal Olah Cabai dan Pisang Jadi Produk Bernilai Tinggi

USM Latih Kelompok Wanita Tani Kendal Olah Cabai dan Pisang Jadi Produk Bernilai Tinggi. Foto:dok
SEMARANG (Jatengdaily.com) – Suasana penuh semangat terlihat di Agrowisata Tirtoarum Kendal, Jl. Soekarno Hatta Barat Km 2.7, Kendal, ketika Biro Konsultasi Pengembangan Agroindustri (BKPA) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) menggelar pelatihan pengolahan pangan berbahan dasar cabai dan pisang, baru-baru ini.
Sebanyak 50 peserta dari Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan Dinas Pertanian dan Pangan Kendal tampak antusias mengikuti setiap sesi. Mereka tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga langsung mencoba mempraktikkan cara mengolah dua komoditas hortikultura yang melimpah di Indonesia itu.
Pelatihan menghadirkan narasumber berpengalaman, yakni Ir. Ery Pratiwi, MP yang memaparkan teknik pembuatan cookies cabai dan pisang, serta Aldila Sagitaning Putri, S.Si., M.Sc. yang menjelaskan langkah-langkah membuat tepung cabai dan pisang. Sesi praktik turut didampingi oleh Laboran Fakultas Teknologi Pertanian USM, Fransisca Welly Anggraeni Tanihutu, S.TP., serta Ely Astuti, SP. dari Dinas Pertanian dan Pangan Kendal.
Dalam materinya, Ery menekankan pentingnya inovasi pascapanen. “Cabai dan pisang sangat melimpah di Indonesia, tetapi sifatnya mudah rusak dan cepat menurun kualitasnya jika tidak segera diolah. Karena itu, diperlukan sentuhan teknologi sederhana agar memiliki nilai jual tinggi dan daya simpan lebih lama,” jelasnya.
Salah satu solusinya, lanjut Ery, adalah mengolah kedua komoditas tersebut menjadi tepung. Dari tepung inilah bisa lahir berbagai produk olahan seperti cookies, yang tidak hanya lezat tetapi juga membuka peluang usaha baru.
“Kami berharap keterampilan praktis ini bisa menjadi bekal ibu-ibu KWT dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan memperluas pasar usaha,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, S.P., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Kegiatan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Petani di Kecamatan dan Desa (DBHCHT Tahun 2025).
“Pelatihan olahan pangan lokal sangat penting agar KWT maupun kelompok tani memiliki kemampuan mengolah hasil panen sendiri, sehingga lebih berdaya dan mandiri,” ujarnya.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah daerah, dan masyarakat tani. Harapannya, inovasi kecil dari dapur-dapur KWT Kendal bisa melahirkan produk unggulan baru yang menggerakkan ekonomi keluarga sekaligus mengangkat potensi lokal. St