SEMARANG (Jatengdaily.com)- Banyak warga yang mengeluhkan langkanya pasokan liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg. Pasalnya sudah tak lagi dijual di warung dan eceran, atau toko-toko kecil di perumahan.
Di lingkungan Perumahan Tulus Harapan, Kecamatan Tembalang Kota Semarang saja, warung-warung eceran tidak lagi menjual LPG 3 Kg. Di warung Bu Tris, salah satu warung pengecer mengatakan, sudah tidak lagi dipasok LPG 3 Kg. Begitu juga Mbak Rus, yang awalnya menjual LPG 3 Kg, mengatakan, tidak lagi dikirimi LPG 3 Kg. Terakhir, katanya hanya dijatah 1 tabung saja.
Wati, salah satu warga mengatakan, bahkan saat mencari LPG di agen Pertamina yakni di SPBU Ketileng Raya, tidak ada pasokan gas melon tersebut pada pagi hari. Karena baru datang sekitar pukul 09.00 WIB. Bahkan yang ukuran besar 12 Kg juga kosong pada Senin (3/2/2025).
Sejumlah warga mengeluhkan hal itu. Begitu juga penjual UMKM, kelilingan seperti penjual mie ayam, bakso, dan cilok yang biasa berjualan di depan SD Sendangmulyo 01. Mereka kebingungan harus mencari kemana.
Kondisi kelangkaan PLG melon ini menyusul kebijakan pemerintah yang mulai 1 Februari 2025 tidak lagi menjual LPG 3 Kg di eceran atau warung-warung atau toko-toko kecil. Namun, resmi dijual di pangkalan atau agen resmi Pertamina. Namun kenyataannya, tidak mudah. Belum lagi warga harus menenteng-nenteng tabung gas jauh.
Alasannya, LPG 3 Kg yang bersubsidi tidak akan dilakukan secara bebas. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melakukan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007, yang bertujuan untuk mengidentifikasi konsumen yang berhak membeli tabung gas melon tersebut.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi kepada wartawan mengatakan, kebijakan itu sebagai upaya pemerintah untuk merapikan subsidi. Pasalnya, pendistribusian bantuan bisa lebih tepat sasaran.
“LPG 3 Kg ini kan ada subsidi dari pemerintah. Kami berharap yang namanya subsidi, inginnya diterima oleh yang berhak. Kira-kira begitu. Bukan untuk menyulitkan,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu, 1 Februari 2025. she