Warga Sendangguwo Antusias Ikuti Program Pengolahan Sampah Anorganik Untag Semarang

img_1758597807805

Puluhan warga bersemangat mengikuti rangkaian program pengabdian masyarakat hasil kolaborasi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang dengan Bank Sampah Adi Dharma RW 06, di balai Kelurahan Sendangguwo Semarang. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Suasana Balai Kelurahan Sendangguwo, Kota Semarang, akhir pekan lalu tampak berbeda.

Puluhan warga bersemangat mengikuti rangkaian program pengabdian masyarakat hasil kolaborasi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang dengan Bank Sampah Adi Dharma RW 06.

Program ini digelar dalam kerangka Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dengan tema Pengolahan Kerajinan Berbahan Baku Sampah Anorganik oleh Bank Sampah Adi Dharma RW 06 Sendangguwo untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berbasis Kelestarian Lingkungan.”

Ketua pelaksana, Dr. Drs. Aris Mardiyono, SE, MM, bersama timnya Dr. Edi Pranoto, SH, M.Hum, dan Drs. Sukardi, MM, memimpin langsung jalannya kegiatan. Kehadiran Kepala Kelurahan Sendangguwo turut menambah semangat warga untuk terlibat aktif.

Beragam pelatihan digelar, mulai dari menjahit dan obras, hingga workshop digital marketing dan pemanfaatan media sosial. Melalui kegiatan ini, warga tidak hanya belajar mengolah limbah kain perca, tetapi juga strategi menjangkau konsumen lewat pasar digital.

Tak berhenti di produksi, program ini juga menekankan aspek manajemen dan keberlanjutan. Sosialisasi aplikasi mobile Sampahku dan website EcoShop, pelatihan desain produk dan fotografi, hingga praktik pemilahan sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi rangkaian yang membekali warga dengan keterampilan terintegrasi.

Sebelum program berjalan, Bank Sampah Adi Dharma belum mampu mengelola limbah kain perca karena keterbatasan sarana. Ketua Bank Sampah Adi Dharma, Tutik Wahyuningtyas, menuturkan perubahan signifikan setelah hadirnya mesin jahit multifungsi dan mesin obras.

“Dulu, limbah kain perca bertebaran karena wilayah ini banyak penjahit. Kini efisiensi meningkat 100 persen dan produk yang dihasilkan lebih berkualitas,” ujarnya.

Produk olahan warga pun semakin beragam. Jika sebelumnya terbatas pada tas dan tempat tissue berbahan plastik, kini warga mampu membuat tas belanja, dompet, tempat pensil, pouch, taplak meja, hingga aksesori dari plastik daur ulang dan kain perca.

Kepala Kelurahan Sendangguwo mengapresiasi inisiatif ini.“Program ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga menumbuhkan semangat wirausaha baru. Kami berharap Sendangguwo bisa menjadi contoh bagi wilayah lain,” katanya.

Kolaborasi Untag Semarang dengan Bank Sampah Adi Dharma menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dapat berjalan efektif dengan dukungan teknologi tepat guna, pendampingan akademisi, dan partisipasi aktif warga.

Program ini tidak hanya menghasilkan produk ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. St