
SEMARANG (Jatengdaily.com) — Sebanyak 150 delegasi lebih dari 20 negara berkumpul dalam forum global Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025, ajang internasional yang mempertemukan pendidik, peneliti, inovator, dan pembuat kebijakan untuk memperkuat ekosistem pendidikan kewirausahaan dan inovasi sosial dunia.
Kegiatan bergengsi yang berlangsung pada 21–24 Oktober 2025 di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Episode Hotel Gading Serpong, Tangerang, ini diselenggarakan oleh Sociopreneur Indonesia sebagai bagian dari jaringan UNESCO Entrepreneurship Education Network (EE-Net).
Selama empat hari, forum tersebut melahirkan tiga bentuk kolaborasi lintas negara di bidang pendidikan kewirausahaan dan sosial—mulai dari riset bersama di enam negara Asia, pelatihan trainer of trainers bagi para pendidik, hingga pengembangan konsep learning city di sejumlah wilayah Indonesia.
GEEM 2025 juga menegaskan pergeseran paradigma dari profit-driven entrepreneurship menuju purpose-driven entrepreneurship, yakni model kewirausahaan yang tak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Di antara sederet pembicara internasional, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM), Rr. B Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi., M.Si., turut diundang sebagai narasumber dalam sesi inspiratif bertajuk “Stories of Purpose and Progress in Entrepreneurship Education.”
Dikenal dengan sapaan akrab Naneth, ia memaparkan praktik baik wirausaha sosial melalui kisah perjalanan Tangan Terampil Indonesia—komunitas yang ia dirikan sejak 2012 di Semarang. Komunitas ini berfokus pada pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan melalui pelatihan keterampilan serta pengembangan usaha mikro berbasis komunitas.
“Saya ingin menunjukkan bahwa dosen kewirausahaan tidak hanya mengajarkan teori di ruang kelas, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan sosial di masyarakat,” ungkap Naneth dalam forum tersebut.
“Tangan Terampil adalah bukti bahwa ilmu komunikasi dan kewirausahaan dapat berjalan beriringan untuk menghasilkan dampak sosial yang berkelanjutan.”
Selama lebih dari satu dekade, komunitas Tangan Terampil telah aktif melatih ratusan perempuan dan pelaku UMKM di berbagai daerah. Pada tahun 2017, inisiatif ini bahkan menerima penghargaan sebagai Organisasi Masyarakat Sipil Bidang Layanan Ekonomi Terbaik dari Pemerintah Kota Semarang (Kesbangpol), berkat kontribusinya dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
Naneth berharap keikutsertaannya di GEEM 2025 dapat menjadi inspirasi bagi akademisi dan pendidik Indonesia untuk terlibat lebih aktif dalam jejaring global pendidikan kewirausahaan.
“Transformasi pendidikan tidak hanya soal kurikulum,” tegasnya, “tetapi tentang bagaimana nilai sosial dan keberlanjutan menjadi inti dari praktik kewirausahaan masa depan.”
Kehadiran Naneth di forum global ini menjadi representasi penting bagi dunia akademik Indonesia—menegaskan bahwa pendidik mampu memainkan peran ganda sebagai pengajar sekaligus agen perubahan sosial. st
0



