
SEMARANG (Jatengdaily.com) — Suasana haru, rindu, dan kebersamaan menyelimuti kompleks Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah pada Sabtu, 15 November 2025. Ratusan alumni dari berbagai angkatan kembali dipertemukan dalam ajang Silaturahmi Nasional (Silatnas) Alumni, sebuah acara yang bukan hanya menjadi temu kangen, tetapi juga ruang untuk meneguhkan kembali ikatan batin antara alumni dan almamater.
Sejak siang, halaman pesantren mulai ramai. Para alumni datang dari berbagai penjuru—dari kota-kota sekitar hingga daerah jauh di luar pulau. Senyum yang merekah, pelukan hangat, dan sapaan akrab membuat suasana tampak seperti reuni keluarga besar. Banyak yang mengaku terharu bisa kembali menjejakkan kaki di tempat yang dahulu menjadi rumah kedua, tempat mereka tumbuh, belajar, dan ditempa menjadi pribadi yang lebih matang.
Pembukaan Penuh Khidmat
Acara yang dipusatkan di Mushollatorium at-Taqiyy asrama putri itu dibuka dengan pembacaan Surah Al-Fatihah, dilanjutkan menyanyikan Indonesia Raya, Yalal Wathon, dan Mars Life Skill. Ratusan hadirin berdiri dengan penuh hormat, mengikuti rangkaian pembukaan yang sederhana namun menyentuh.
Fajri Zain, yang bertindak sebagai pembawa acara, mengalirkan suasana dengan hangat. Ia menegaskan bahwa Silatnas bukan sekadar pertemuan seremonial, tetapi momen untuk mempererat hubungan emosional dan spiritual antara alumni dengan pesantren.
Sambutan Penuh Inspirasi
Pengasuh PP Life Skill Daarun Najaah, Prof. Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan bangganya. Beliau melihat para alumni kini telah berkiprah di berbagai bidang—pendidikan, dakwah, pemerintahan, wirausaha, dan banyak lagi.
“Semoga silaturahmi ini menguatkan kembali komitmen kita terhadap pengabdian dan kebaikan,” ujar beliau, disambut anggukan dan tepuk tangan hangat dari para peserta.
Sementara itu, perwakilan Ketua Alumni, Dr. Ahmad Adib Rofiuddin, M.Si, menyampaikan apresiasi mendalam kepada panitia dan seluruh peserta. Ia menekankan bahwa Silatnas adalah forum strategis untuk membangun jejaring profesional, mengembangkan program alumni, serta memperluas kontribusi sosial mereka di tengah masyarakat.

Kesan dan Pesan Alumni: Nostalgia yang Menghangatkan
Salah satu sesi yang paling mengundang rasa haru adalah sesi Kesan dan Pesan Alumni. Beberapa alumni dari profesi berbeda berbagi pengalaman, baik secara luring maupun daring.
Di antaranya:
Muhammad Akyas, S.H. (online – Gunung Kidul)
Nuril Fathoni Hamas (offline)
Fahmi Fatwa Rosyadi (offline – Bandung)
Mereka berkisah tentang masa-masa belajar di pesantren—tentang disiplin, kehangatan para pengasuh, hingga ilmu life skill yang menjadi fondasi penting dalam perjalanan hidup mereka. Ada yang kini menjadi ASN, akademisi, praktisi teknologi, hingga penggerak sosial. Cerita-cerita ini membuat suasana ruangan kerap dipenuhi tawa, senyum, bahkan sesekali keheningan penuh makna.
Penutup dan Harapan
Menjelang akhir acara, Dr. Ahmad Saekhu memimpin doa penutup. Doa dipanjatkan untuk keberkahan seluruh alumni, keberlanjutan perjuangan pesantren, serta harapan agar Daarun Najaah terus melahirkan generasi berilmu dan berakhlak mulia.
Silatnas tahun ini menjadi lebih dari sekadar acara tahunan. Ia menjelma menjadi momen untuk merawat ingatan, memperkuat jejaring, dan meneguhkan kembali semangat pengabdian. Banyak peserta berharap Silatnas dapat digelar secara berkala, agar ikatan antara alumni dan pesantren tetap hangat dan bertaut erat dalam perjalanan waktu. Sunarto

