Setahun Genting: Gerakan Sunyi yang Menggerakkan 1,5 Juta Keluarga, Menantang Bayang-Bayang Stunting di Indonesia

3 Min Read
Mendukbangga Monitoring Ceting Rumah Asuhan Jimmy Hantu, belum lama ini. Foto:dok

JAKARTA (Jatengdaily.com) – Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) resmi menapaki satu tahun perjalanan sejak pertama kali diluncurkan pada 5 Desember 2024 di Karawang, Jawa Barat. Dalam GENTING Collaboration Summit 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (10/12/25), pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, akademisi, komunitas, hingga media berkumpul untuk memotret kembali capaian dan arah besar gerakan sosial ini.

Dirancang untuk mendampingi 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS), GENTING justru bergerak jauh melampaui target. Dari sasaran 1 juta KRS di tahun 2025, program ini telah menyentuh sekitar 1,5 juta keluarga, atau setara 157,39 persen capaian kinerja—menjadikannya salah satu gerakan masyarakat paling progresif dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, dalam arahannya menegaskan bahwa peran para Orang Tua Asuh (OTA) benar-benar membawa dampak nyata bagi keluarga sasaran.

“Selama satu tahun, para orang tua asuh membantu sekitar 1,5 juta warga negara kita, termasuk keluarga yang telah memperoleh dukungan gizi, air bersih, sanitasi, dan rumah layak huni,” ujar Menteri Wihaji.

Tak hanya di tingkat nasional, kekuatan GENTING juga tampak dari kokohnya struktur pelaksana. Sebanyak 38 Tim Pengendali GENTING Provinsi dan 512 Tim Pengendali GENTING Kabupaten/Kota telah terbentuk, memastikan program berjalan merata di seluruh Indonesia. Para TPG ini memegang peran vital: memverifikasi keluarga sasaran, mengawasi intervensi, serta memastikan bantuan tiba tepat waktu dan tepat sasaran melalui koordinasi intensif dengan pemerintah daerah.

Di lapangan, GENTING memperoleh dukungan luar biasa dari unsur pentahelix—individu, dunia usaha, perguruan tinggi, komunitas, hingga media. Kontribusi mereka tak hanya berupa tenaga dan pendampingan, tetapi juga bantuan konkret berupa dukungan gizi, air bersih, sanitasi, dan rumah layak huni yang mencapai lebih dari Rp290 miliar. Seluruh bantuan tersebut diberikan langsung kepada keluarga, tanpa melalui mekanisme APBN—menggambarkan kuatnya gotong royong masyarakat dalam memerangi stunting.

Selain intervensi fisik, GENTING juga memperkuat edukasi kesehatan keluarga, terutama pada masa krusial 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pendampingan intensif yang dilakukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah membantu meningkatkan praktik pemberian gizi dan pola pengasuhan. Di berbagai daerah, sejumlah balita mulai menunjukkan perbaikan berat dan tinggi badan sebagai dampak langsung dari pendampingan ini.

Dengan fondasi setahun terakhir—termasuk distribusi Makan Bergizi (MBG) kepada 3,2 juta ibu hamil, ibu menyusui, dan balita—GENTING kian mengukuhkan dirinya sebagai gerakan sosial yang tak hanya reaktif, tetapi juga berkelanjutan. Upaya kolektif ini menjadi modal penting dalam mewujudkan target prevalensi stunting nasional 14 persen pada 2029.

Satu tahun GENTING bukan sekadar angka capaian—melainkan gambaran bagaimana solidaritas warga, pemerintah, dan dunia usaha dapat menjadi kekuatan besar untuk memastikan setiap anak Indonesia tumbuh dengan sehat dan bermasa depan. St

0
Share This Article
Privacy Preferences
When you visit our website, it may store information through your browser from specific services, usually in form of cookies. Here you can change your privacy preferences. Please note that blocking some types of cookies may impact your experience on our website and the services we offer.