SEMARANG (Jatengdaily.com) – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang mengukuhkan sebanyak 920 wisudawan pada Rabu (27/04/2022). Pada wisuda ke-85 semester ganjil 2021/2022 ini, wisudawan terdiri atas enam fakultas dari 15 program studi.
Prosesi pengukuhan wisudawan dipimpin oleh Rektor Untag Semarang Prof Dr Drs Suparno MSi. Sejak pandemi Covid-19, prosesi wisuda Untag Semarang digelar secara daring dan luring terbatas di Gedung Graha Kebangsaan, Kampus Merah Putih, Bendan Semarang.
Prosesi pengukuhan wisudawan dihadiri oleh perwakilan jajaran Rektorat dan Senat, maupun pengurus YPP 17, dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan. Hadir dan menyampaikan sambutan Kepala LLDIKTI Jateng, Bimo Widyo Handoko SH MH.
Bimo Widyo Handoko berpesan, agar para wisudawan sebagai calon pemimpin di masyarakat diharapkan bisa memahami beberapa falsafah yang bisa membaur di masyarakat. Seorang pemimpin harus menegakkan keadilan dan tidak pilih kasih, bisa memberikan ganjaran bagi yang berhasil, dan memberikan sanksi bagi mereka yang salah.
”Pemimpin tidak boleh mban cinde mban siladan, artinya pilih kasih. Harus bisa melebur seperti air, ketika di dalam gelas air akan berbentuk gelas. Dan bahkan harus seperti matahari yang menyinari semua yang ada di dunia. Artinya pemimpin harus bersikap adil bagi semua orang,” kata Bimo Widyo Handoko.
Rektor Untag, Prof Dr Drs Suparno MSi mengatakan, tantangan lulusan perguruan tinggi sekarang ini semakin berat, seiring meningkatnya kompleksitas kehidupan sosial, ekonomi, dan persaingan global. Dua tantangan yang yang harus dihadapi lulusan perguruan tinggi adalah bonus dekade demografi dan era digital.
”Maka di era digital yang serba menggunakan IT, suka atau tidak suka mahasiswa harus bisa mengikutinya, karena memang sudah zamannya hidup di era informasi teknologi. Oleh karena itu, para wisudawan sekarang ini berada di era IT, sehingga harus belajar menyesuaikan dengan IT, di mana saja. Harus menggunakan inovasi melalui proses komunikasi yang baik dengan memanfaatkan jejaring yang luas,” kata Suparno.
Bonus dekade demografi di mana jumlah penduduk usia produktif dan usia muda terbesar dari masa sebelumnya. Akibatnya persaingan untuk memperoleh lapangan pekerjaan semakin meningkat. Pada masa ini penduduk usia produktif terbesar sepanjang sejarah.
”Tak hanya itu era digital juga menjadi tantangan bagi lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Ke depan secara perlahan tapi pasti, teknologi akan menggantikan fungsi tenaga manusia dalam menangani pekerjaan. Menjawab tantangan itu, lulusan perguruan tinggi tidak bisa hanya mengandalkan ilmu dari kampus, tetapi harus menggali kompetensi lainnya agar bisa meningkatkan inovasi dan kreativitas,” katanya.
Terkait kurikulum merdeka, ada delapan indikator dalam belajar di kampus merdeka yang harus dikerjakan oleh perguruan tinggi untuk bisa memfasilitasinya. Salah satunya, setiap perguruan tinggi harus bisa memfasiliasi magang, minimal satu semester dengan bobot SKS 20. Selain itu Untag memiliki program magang mahasiswa bersertifikat, untuk magang di sejumlah BUMN.
”Bagi mahasiswa magang berprestasi bisa langsung diterima di BUMN. Untag Semarang ada di Pertamina, Perum Peruri, Waskita Karya. Itu semuanya harus diikuti melalui tes kemampuan mahasiswa,” ujar Prof Suparno. st