UNGARAN (Jatengdaily.com) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Giat 11 Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar Seminar Pemberdayaan Perempuan di Kantor Balai Desa Kalongan. Kegiatan ini bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kalongan dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa, belum lama ini.
Mengusung tema pemberdayaan perempuan, seminar ini menghadirkan Faisa Mukti Setyani, S.Sos, M.Si, dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah sebagai pemateri utama.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran perempuan dalam pembangunan desa serta mendorong kesetaraan gender di masyarakat. Dalam pemaparannya, Faisa Mukti Setyani menyoroti berbagai tantangan yang masih dihadapi perempuan, seperti keterbatasan akses pendidikan, diskriminasi di dunia kerja, serta minimnya perlindungan terhadap perempuan korban kekerasan.
“Perempuan memiliki potensi besar dalam pembangunan, namun seringkali masih terkendala oleh norma sosial yang membatasi perannya. Melalui seminar ini, kami ingin mendorong kesadaran bahwa perempuan juga bisa berkontribusi di berbagai bidang,” ujar Faisa di hadapan peserta seminar.
Selain paparan materi, seminar ini juga membuka ruang diskusi bagi peserta untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi. Salah satu peserta, Heni dari RT 15, mengungkapkan keprihatinannya terkait penanganan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“Teman saya mengalami KDRT, sudah melakukan visum dan melapor ke Polres, tetapi tanggapannya kurang baik. Kami mengharapkan solusi dan respons yang lebih baik ke depannya. Apakah wanita yang mengalami KDRT bisa langsung menghubungi SAPA 129 dan mendapatkan pendampingan?” Tanya dia.
Menanggapi hal ini, pemateri menjelaskan bahwa perempuan yang mengalami KDRT bisa langsung menghubungi layanan SAPA 129, yang merupakan pusat layanan aduan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, korban juga bisa mendapatkan pendampingan dari Rumah Aman serta layanan konseling pendampingan dari dinas terkait.
Pendidikan Setara
Dalam seminar ini, peserta juga diberikan pemahaman mengenai perbedaan antara seks dan gender. Seks merujuk pada perbedaan biologis yang tidak bisa diubah, sementara gender adalah konstruksi sosial yang bisa berubah tergantung budaya dan waktu. Beberapa faktor yang masih menghambat pemberdayaan perempuan antara lain stereotipe gender yang membatasi peran perempuan, ketimpangan pendidikan, serta kekerasan dan pelecehan yang masih marak terjadi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan perempuan, DP3AP2KB Jawa Tengah telah menginisiasi program Serat Kartini, sebuah sekolah nonformal yang memberikan pelatihan keterampilan, kepemimpinan, serta edukasi mengenai kesetaraan gender bagi perempuan.
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong berbagai program seperti meningkatkan keterwakilan perempuan dalam dunia kerja dan politik, memperkuat regulasi perlindungan perempuan dari kekerasan, serta memastikan perempuan mendapatkan akses pendidikan yang setara.
Seminar ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Mahasiswa KKN Giat 11 Unnes berharap bahwa edukasi seperti ini dapat terus dilakukan agar tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan setara bagi perempuan. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat dapat mendorong perubahan positif di desa. Penulis Tim Mahasiswa KKN Giat 11 Unnes-st