SEMARANG (Jatengdaily.com) – PT Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Salah satu upaya nyata yang kini tengah dijalankan adalah program penukaran minyak jelantah menjadi poin digital melalui platform Pertamina, yang terbukti mendapat respons positif dari masyarakat.
Hingga awal Juli 2025, tercatat sebanyak 275,42 liter minyak jelantah telah berhasil dikumpulkan dari masyarakat. Melalui 48 transaksi, sebanyak 548 partisipan dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam program ini. Minyak jelantah yang terkumpul dikonversikan menjadi poin digital senilai Rp1,6 juta, yang masuk ke dalam saldo dompet digital pengguna.
Area Manager Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi, meskipun jumlah titik penukaran masih terbatas.
“Melihat animonya yang cukup bagus, kami menyadari titik-titik pengumpulan jelantah masih perlu ditambah. Ke depan, kami berencana memperluas titik pengumpulan, tidak hanya di SPBU-SPBU yang sudah ada, tetapi juga di lokasi-lokasi program Pertamina lainnya,” jelasnya, Selasa (1/7/2025).
Sementara itu, Pertamina masih melakukan rekapitulasi terhadap pengguna dengan kontribusi tertinggi dalam program ini, yang akan diumumkan terpisah setelah seluruh data transaksi dari berbagai wilayah dirampungkan.
Dari sisi distribusi, volume pengumpulan jelantah saat ini memang masih relatif kecil. Namun ke depan, Pertamina merencanakan pengiriman kolektif dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya untuk dipusatkan di Cilacap. Di sana, minyak jelantah akan diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar ramah lingkungan untuk penerbangan, sebagai bagian dari inisiatif energi terbarukan Pertamina yang bekerja sama dengan mitra pelaksana, Noovoleum.
Tak hanya fokus pada minyak jelantah, Pertamina juga tengah merintis program pengelolaan limbah plastik. Kota Semarang dipilih sebagai lokasi percontohan (pilot project), bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.
“Kami memilih Kota Semarang karena memiliki permasalahan signifikan terkait limbah plastik. Program ini akan dikolaborasikan dengan bank sampah di tingkat kelurahan. Harapannya, sampah plastik yang dikumpulkan dari masyarakat melalui SPBU dapat langsung dimanfaatkan dan dikelola oleh bank sampah terdekat,” terang perwakilan Pertamina.
Dengan konsep ini, ke depan SPBU tidak hanya akan berfungsi sebagai tempat pengisian bahan bakar, tetapi juga sebagai titik pengumpulan limbah rumah tangga, khususnya jelantah dan plastik.
Melalui langkah konkret ini, Pertamina berharap bisa menjadi bagian dari solusi atas persoalan lingkungan serta turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara bijak dan berkelanjutan. St