JAKARTA (Jatengdaily.com)- DPP Lembaga Layanan Dakwah Indonesia (LDII) akti Nasional 2025, pada Minggu (3/8), yang diikuti warga LDII di seluruh Indonesia sepanjang Agustus.
Perhelatan rutin tahunan itu mengangkat tema “Kerja Bersama Bakti untuk Negeri”, untuk memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.
Pencanangan Gerakan Kerja Bakti Nasional dilakukan di kantor DPP LDII dipimpin oleh Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya.

Dalam kegiatan ini DPP LDII menggandeng puluhan anggota Pramuka yang tergabung dalam Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta anggota LDII News Network (LINES) dalam perhelatan Kerja Bersama Bakti untuk Negeri.
Dody Taufiq Wijaya mengatakan, kerja bakti nasional mengajak komponen masyarakat untuk membangun nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan. Tidak hanya di Jakarta, program kerja bakti LDII juga digelar seluruh Indonesia.
“Kegiatan ini sebagai wujud dari rasa kebersamaan, kepedulian warga LDII dan masyarakat sekitar terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan,” jelas Dody.
Wujudnya bersih-bersih sarana prasarana. Baik itu masjid, sekolah, pondok pesantren, aula, dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Program ini dipusatkan pada bulan Agustus sebagai bentuk partisipasi aktif dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yang tahun ini memasuki usia ke-80 tahun.
Sementara, Ketua DPP LDII Rubiyo menekankan pentingnya menggandeng gerakan pemuda dalam kegiatan Kerja Bakti Nasional 2025.
Sebab, menjaga kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab generasi tua, tapi juga generasi muda.
“Generasi tua harus bisa meneruskan kebersihan lingkungan kepada generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan ini,” kata Rubiyo yang juga Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat DPP LDII.
Sementara itu Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., kegiatan Kerja Bakti Nasional tidak hanya bernilai sosial, tetapi juga memiliki makna historis dan kebangsaan yang mendalam.
“Sejak masa pergerakan kemerdekaan, semangat kerja bersama dan gotong royong telah menjadi fondasi praksis kebangsaan Indonesia. Dalam perspektif sejarah, kerja bakti adalah ekspresi konkret dari semangat kolektivitas masyarakat Nusantara yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal dan diperkuat dalam narasi perjuangan nasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Singgih menegaskan bahwa kerja bakti yang dipadukan dengan momentum kemerdekaan merupakan bentuk nyata pelestarian civil religiosity dalam konteks kewargaan Indonesia. she