Menteri ESDM Tepis Isu Kelangkaan BBM

img_1707626489977

Ilustrasi Petugas SPBU melayani pembelian BBM kepada konsumen. Foto:dok

JAKARTA (Jatengdaily.com)- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menepis anggapan adanya kelangkaan BBM yang disebut-sebut terjadi di sejumlah SPBU swasta, karena pihak swasta telah mendapatkan kuota impor yang sama pada tahun 2024 beserta tambahan 10 persen.

Hal tersebut disampaikan Bahlil, melalui keterangan resmi, dilsnsir dari laman Infopublik, Selasa (2/9/2029).

Bahlil  meminta jika ingin ada penambahan kuota, sebaiknya  swasta mengajukan kerja sama yang sifatnya business-to-business (B2B) dengan Pertamina karena cadangan BBM nasional saat ini masih ada.

Gak ada (langka, red.). Jadi gini untuk ketersediaan BBM nasional kita, untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh, 1 juta. Di 2025, kita berikan tambah 10 persen, jadi 1,1. Itu contoh. Jadi, kuota impornya diberikan 100 persen di 2024 ditambah 10 persen. Jadi, lebih dari target tahun sebelumnya. Jadi, gak ada yang menjadi kelangkaan,” kata Bahlil.

Menurut Bahlil, perusahaan-perusahaan swasta itu meminta tambahan kuota impor BBM.

“Mereka meminta tambah. Tetapi, kalau meminta tambah, saya katakan bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi, bisa dilakukan kolaborasi B2B dengan persediaan nasional,” kata Bahlil.

Jawaban yang sama telah diberikan oleh Bahlil saat ditanya mengenai kelangkaan BBM minggu (27/8/2025).

Bahlil saat itu menyatakan perusahaan-perusahaan swasta pada tahun ini telah mendapatkan kuota impor yang lebih banyak daripada 2024, yaitu kuota pada 2024 sebesar 100 persen dan ada tambahan 10 persen.

Sejumlah jaringan SPBU yang dikelola oleh swasta, setidaknya di Jakarta, sejak minggu lalu tidak menjual beberapa jenis BBM premium untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Kelangkaan itu terjadi di SPBU swasta yang dikelola oleh Shell, Vivo, dan BP-AKR. she