Air Bersih Hadir, Cerita Lama tentang Jerigen Kini Tinggal Kenangan bagi Warga Pasucen dan Ngampel

img_1757076627462

Anggota BUMDes melakukan pengecekan rutin pada meteran air di rumah-rumah warga yang mendapat akses air bersih di Desa Pasucen, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.Foto:dok

REMBANG (Jatengdaily.com) – Bagi Salamun, Kepala Desa Pasucen di Kabupaten Rembang, setiap tetes air yang kini mengalir ke rumah warganya menyimpan kisah panjang tentang perjuangan.

Ingatannya kembali ke masa kecil, ketika kemarau datang dan tanah merekah kering. Warga harus menempuh perjalanan jauh, menenteng ember, memikul jerigen, demi seember air bersih.

“Dulu kami berjalan sampai ke ujung dusun, bahkan ke desa sebelah, hanya untuk mendapat beberapa liter air,” kenang Salamun, matanya menerawang seakan kembali menapak jalan berdebu puluhan tahun silam. “Anak-anak kecil pun ikut mengantre, bukan bermain seperti sekarang.”

Keterbatasan itu tidak hanya dirasakan Pasucen. Di Desa Ngampel, Kabupaten Blora, situasi serupa terjadi: sumur mengering, aliran sungai surut, dan air bersih menjadi barang mewah. Musim kemarau selalu membawa keresahan, memaksa warga menyesuaikan diri dengan segala cara agar kebutuhan hidup tetap terpenuhi.

Namun babak baru dimulai ketika PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui PT Semen Gresik hadir membawa program pipanisasi dari sumber mata air di terowongan Brubulan.

Jaringan pipa sepanjang 100–600 meter dibangun, lengkap dengan tandon dan bak penampung air. Perlahan, suara aliran air menggantikan langkah kaki letih yang dulu menyusuri jalanan.

“Hasilnya luar biasa. Sekarang hampir seluruh warga Pasucen menikmati air bersih setiap hari. Mau masak, mandi, mencuci, semua lebih mudah,” tutur Salamun dengan senyum lega.

Mohamad Astiadi Maryanto, Kepala Desa Ngampel, mengamini perubahan besar itu. “Alhamdulillah, air sudah mengalir langsung ke rumah. Debitnya besar, cukup untuk kebutuhan harian. Warga tidak lagi resah saat musim kemarau datang,” katanya.

Data PT Semen Gresik mencatat, sejak 2017 hingga 2024, perusahaan telah menginvestasikan Rp582,7 juta untuk membangun sarana air bersih di Pasucen dan Ngampel. Sebanyak 457 Kepala Keluarga kini menjadi penerima manfaat: 250 KK di Pasucen dan 207 KK di Ngampel.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyebut bantuan ini bukan sekadar proyek, melainkan komitmen keberlanjutan perusahaan.

“Air bersih adalah kebutuhan dasar yang menentukan kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan. Program ini dirancang melalui TJSL secara terukur, melibatkan pemerintah desa dan masyarakat agar manfaatnya berkelanjutan,” ungkap Vita.

Kini, alih-alih menapaki jalan berdebu sambil memanggul jerigen, anak-anak di Pasucen dan Ngampel bisa berlarian di halaman rumah dengan riang. Deru air dari keran di dapur menjadi penanda harapan yang dulu hanya jadi mimpi. St