Produksi Susu Boyolali Melesat, Produk Olahan Kian Beragam

alat perah susu

Tim pengabdian masyarakat serahkan tabung portable sebagai alat perah otomatis untuk optimalisasi produksi susu sapi segar peternak sapi di Boyolali. Foto: dok

BOYOLALI (Jatengdaily.com) – Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan tim dosen Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV UNDIP) membawa angin segar bagi para peternak sapi perah di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025.

Kegiatan pengabdian ini diketuai oleh Riandhita Eri Werdani, S.M.B., M.S.M., bersama anggota tim Dr. Nurul Imani Kurniawati, S.E., M.M. dan Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes. Mitra yang terlibat adalah Kelompok Usaha Masyarakat Omah Cowboy, sebuah komunitas peternak lokal yang selama ini mengandalkan usaha ternak sapi perah sebagai sumber utama penghidupan.

Mengusung judul “Penerapan Tabung Portable sebagai Alat Perah Otomatis untuk Optimalisasi Produksi Susu Sapi Segar dalam rangka Peningkatan Agroindustri dan Diversifikasi Produk Olahan Susu Sapi Segar di Desa Banyuanyar”, program ini menitikberatkan pada penguatan sektor hulu hingga hilir.

Salah satu inovasi utama adalah penerapan tabung portable sebagai alat perah otomatis. Alat ini menggantikan proses pemerahan manual yang selama ini membutuhkan tenaga lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Dengan adanya bantuan alat ini, peternak dapat memerah susu dengan lebih cepat, higienis, dan efisien, sehingga hasil produksi meningkat secara signifikan.

Selain itu, tim dosen juga memberikan pelatihan diversifikasi produk olahan susu sapi segar. Peternak tidak hanya diajarkan mengolah susu menjadi produk turunan seperti yogurt, keju, atau permen susu, tetapi juga diberi pemahaman mengenai kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk serupa di pasaran. Dengan diversifikasi, peternak tidak lagi hanya mengandalkan penjualan susu segar, melainkan dapat memperoleh nilai tambah dari produk olahan.

Aspek penting lainnya adalah pelatihan branding dan pemasaran digital. Di era modern, pemasaran tidak lagi terbatas pada pasar tradisional, melainkan sudah merambah platform digital. Kelompok Usaha “Omah Cowboy” mendapat pembekalan mengenai cara membangun identitas merek, mengelola kemasan produk, serta memasarkan produk melalui media sosial dan marketplace. Harapannya, produk susu dan olahannya dari Boyolali dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan menembus konsumen di luar daerah.

Ketua tim, Riandhita Eri Werdani, menegaskan bahwa keberadaan alat dan pelatihan ini bukan sekadar bantuan jangka pendek, tetapi juga investasi pengetahuan dan teknologi yang akan mendorong kemandirian peternak. “Dengan alat perah semi otomatis, produktivitas peternak meningkat. Sementara melalui pelatihan diversifikasi produk dan pemasaran digital, peluang pasar mereka menjadi semakin terbuka lebar. Harapan kami, peternak Omah Cowboy mampu berkembang tidak hanya sebagai produsen susu segar, tetapi juga sebagai pelaku agroindustri yang berdaya saing,” paparnya, Rabu (17/9/2025).

Sementara itu, Parmono, perwakilan peternak Omah Cowboy, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya alat perah baru ini, pekerjaan jadi lebih ringan dan hasil susu lebih banyak serta lebih bersih. Pelatihan produk olahan dan pemasaran digital juga membuka wawasan kami, sehingga kami bisa menjual tidak hanya di sekitar desa, tapi juga lewat media online. Kami optimis usaha ternak kami bisa semakin maju,” tuturnya.

Program ini menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan masyarakat desa. Dengan kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat, Desa Banyuanyar diharapkan mampu tumbuh menjadi sentra pengolahan susu sapi segar yang tidak hanya produktif, tetapi juga inovatif dan siap bersaing di pasar modern. she