Balai Karantina Pertanian Temukan Serangga di Kedelai dan Kacang Tanah Impor dari AS dan Sudan

Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas 1, Semarang menemukan serangga di 1.430 ton untuk komuditas kedelai dari Amerika dan serangga Kumbang Kapra dari komuditas kacang tanah dari negara Sudan. Foto: adry
SEMARANG (Jatengdaily.com)- Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas 1, Semarang menemukan serangga di 1.430 ton untuk komuditas kedelai dari Amerika dan serangga Kumbang Kapra dari komuditas kacang tanah dari negara Sudan, di Depo PT Masaji Tatanan Container Cabang Semarang, Rabu (25/9/2019).
“Jadi ada ada dua dokumen semua kontainer terinfeksi oleh serangga tersebut sebanyak 55 kontainer kemudian satu lagi ada 27 kontainer. Yang dokumen kedua ada 28 kontainer itu sebanyak 40 fit semua dengan total 1.430 ton dan 100 ton komuditas,” kata Koordinator Pejabat Fungsional BKP kelas 1 Semarang Heri Widarta.
Lebih lanjut Heri mengatakan komuditas kedelai yang diimpor dari Amerika ditemukan serangga hidup bernama serangga Plodia SP selanjutnya akan dilakukan notifikasi ke negara asal melalui kedutaan besar di Jakarta. Sedangkan untuk komuditas kacang tanah dari Sudan, ditemukan serangga Kumbang Kapra.
“Komuditas Kedelai ditemukan serangga Plodia SP berupa kupu-kupu dan larvanya yang diperiksa oleh petugas karantina Semarang di Tempat Pemeriksaan Karantina (TPK) di pelabuhan Tanjung Emas Semarang berupa kupu-kupu atau nyengat terdapat dalam kedelai yang diimport dari Amerika,” lanjutnya.
Selanjutnya Balai Karantina Pertanian kelas 1 Semarang, katanya, akan melakukan notifikasi kepada negara asal yaitu Amerika Serikat bahwa kedelai yang dieksport ke Indonesia itu terdapat serangga hidup. Kemudian setelah ditemukan dan diidentifikasi serangganya itu bernama Plodia SP dan direkonmendasikan untuk dilakukan tindakan fumigasi.
“Jadi kita akan memberitahukan bahwa ke depan kalau eksport atau mengirim lagi ke Indonesia jangan lagi ada serangga atau barang tersebut harus bersih dan sudah dilakukan fumigasi dari sana,” katanya.
Sedangkan untuk komuditas Kacang Tanah dari Sudan ini, setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan Kumbang Kapra sebanyak lima kontainer dengan importir yang berbeda, juga dilakukan fumigasi dan notifikasi ke negara asal.
“Temuan oleh petugas karantina kelas 1 Semarang yaitu kumbang kapra dengan komuditinya Kacang Tanah sebanyak 100 ton dari negara Sudan. Sehingga dalam satu bulan ini ditemukan dua kali dengan importir yang berbeda,” tambahnya.
Dari temuan itu selanjutnya pihaknya akan membuat notifikasi ke negara asal yakni Sudan yang akan dikirim ke Badan Karantina kemudian ke kedutaan besar. Kemungkinan Badan Karantina akan membuat kebijakan atau peraturan ke negara Sudan karena sudah dua kali ini di Semarang sudah ditemukan Kumbang Kapra.
“Serangga Kumbang Kapra ini merupakan serangga yang sangat berbahaya karena kerusakannya sangat tinggi dan mampu bertahan hidup selama enam tahun tidak makan bisa bertahan. Dan begitu ada makannya akan bisa hidup kembali,” jelasnya.
Ketika disinggung tentang kemungkinan akan menghentikan import dari sana, Heri tidak bisa menjawab karena yang menentukan atau memberikan kebijakan adalah dari kantor pusat. “Ini akan dilaporkan ke kantor pusat karena ini merupakan temuan yang kali kedua. Kalau notifikasinya sama dari negara yang sama dari komuditas yang sama mungkin Pusat akan membuat kebijakan yang tepat,” paparnya.
Menurutnya, serangga kedelai itu berbahaya karena reproduksinya sangat cepat sehingga merusak komuditas kedelai tersebut sehingga dilakukan fumigasi dan jarak hidupnya pendek. Selain itu untuk telurnya banyak selain itu hama tersebut bisa terbang.
“Kalau bagi manusia tidak ada dampak atau pengaruhnya, tetapi bagi komuditasnya sangat berbahaya dan serangganya bisa terbang,” ungkapnya.
Untuk tindakan Fumigasi itu sendiri dilakukan untuk komuditas kedelai dengan serangga Plodia SP dilakukan selama 1×24 jam sedangkan untuk komuditas kacang tanah dengan serangga Kumbang Kapra dari Sudan akan dilakukan fumigasi selama 2×24 jam. adry-she