PEMALANG (Jatengdaily.com)– Harga cabai di pasaran terus melambung. Oleh karenanya, kenaikan harga cabai ini disambut gembira oleh para petani cabai Kabupaten Pemalang, tepatnya di desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari.
Desa Clekatakan yang selama ini dikenal sebagai daerah sentranya sayur mayur di wilayah pantura. Hal ini seperti yang dirasakan Munawir, salah satu petani cabai asal desa setempat yang mengaku untung besar.
Per kilogramnya, cabai hasil panennya dibeli Rp 44 ribu, padahal biasanya paling banter rRp 12 ribu perkg. Dengan luas lahan seperempat hektare dengan modal produksi sebesar Rp 4 juta, saat ini bisa menghasilkan Rp 14 juta hingga Rp 15 juta dan ini sebanding antara biaya produksi dengan hasil jual panen. “Alhamdulillah hasilnya bagus, harga jualnya juga tinggi,” ujarnya.
Meski demikiam mereka para petani cabai tidak bisa menanam cabai lagi usai musim panen kali ini, karena sudah memasuki musim kemarau. Sebab krisis air sudah menjadi agenda tahunan bagi warga Lereng Gunung Slamet ini. Tidak adanya sumber air, menjadikan wilayah ini selalu mengalami kekeringan jika musim kemarau.
Sementara untuk membeli air yang diangkut dari bawah menggunakan tangki jelas itu tidak mungkin untuk tanaman dan hanya untuk keperluan sehari-hari. wing-she
GIPHY App Key not set. Please check settings