in

Liverpool Juara, Harry Kane Dituding Biang Kekalahan Tottenham Hotspur

Liverpool mengangkat trofi Liga Champions setelah menaklukkan Tottenham Hotspur 2-0 di final. Foto:twitter championsleague

MADRID (Jatengdaily.com) – Tottenham Hotspur harus mengakui ketangguhan Liverpool, dalam laga final Liga Champions Minggu (2/6/2019) dinihari WIB di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid. Liverpool berhasil menaklukkan Spurs 2-0 lewat gol Mohamed Salah menit ke-2 dan Divock Origi (87′). Kemenangan ini sekaligus mengantar Liverpool juara Liga Champions tahun ini.

Di balik kekalahan Tottenham atas Liverpool, Harry Kane dituding sebagai biangnya. Dan pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, dianggap melakukan kesalahan besar dengan memainkan Harry Kane di laga final tersebut.

Harry Kane terlihat bermain lemas dan melempem dalam pertandingan tersebut. Dan benar saja, catatan statistik Kane cuma melepaskan satu tembakan, 26 sentuhan (terendah di antara semua starter Spurs), dan tak sekali pun menciptakan peluang di kotak penalti.

Harry Kane yang gagal mengantar Tottenham Hotspur juara Liga Champions. Foto: twitter championsleague

Pada partai final tersebut padahal sebenarnya Spurs lebih banyak menguasai bola yakni 65 persen. Namun lagi-lagi selalu kandas ketika diarahkan ke sang bomber Hary Kane. Justru beberapa peluang potensi gol diciptakan pemain asal Korea Selatan Son Heung-Min maupun Delle Ali.

Ketumpulan barisan depan Spurs diyakini terjadi akibat kekeliruan pemilihan pemain oleh Mauricio Pochettino, demikian disebut media-media Inggris.

Kane sendiri beramin starter dalama laga krusial tersebut setelah absen lama akibat cedera ligamen pada duel leg pertama perempat final kontra Man City (9/4/2019). Jadi dua bulan absen bermain namun justru diyakini tampil sejaka awal di final.

Padahal sebenarnya Spurs memiliki Lucas Moura yang lebih bugar. Dia sudah menujukkan ketangguhannya ketika jadi pahlawan pengukir hattrick yang meloloskan Spurs ke final lewat comeback dramatis hingga menang 3-2 di markas Ajax Amsterdam (8/5/2019).

Saat Lucas masuk pada menit ke-65 menggantikan Harry Winks permainan Spurs terlihat lebih menggigit. Playmaker asal Brasil itu mampu membuat peluang lebih banyak dari Kane, yakni dua tembakan. Namun karena dianggap sudah terlambat, Spurs gagal membalas dua gola Liverpool dan harus puas menjadi runner-up Liga Champions tahun ini.

M Salah mencium trofi juara Liga Champions. Foto: twitterr championsleague

Defensif
Liverpool sendiri meraih kemenangan final dengan gaya permainan berbeda. Jika di laga sebelumnya, The Reds adalah tim ofensif dan menyuguhkan serangan gencar, justru dinihari tadi bermain pragmatis. Apalagi setelah M Salah berhasil membuat gol cepat menit ke-2 lewat penalti, Liverpool cenderung fenesif dan hingga akhir hanya mmenorehkan 35 persen penguasaan bola.

Terlepas dari itu, pelatih Liverpool Juergen Klopp tetap mensyukuri kemenangan tersebut. “Saya sangat gembira untuk para pemain ini dan juga untuk fans kami, saya juga turut bahagia untuk keluarga saya,” ujar Klopp kepada BT Sport.

“Mereka selalu menderita setiap tahunnya ketika ketika tampil di final, pertandingan terakhir, dan kami kalah. Mereka lebih pantas mendapatkannya dari yang lain karena mereka begitu mendukung saya. Pernahkah Anda melihat tim berjuang seperti ini, dengan sisa-sisa energi mereka?. Kami punya kiper yang membuat hal-hal sulit menjadi terlihat mudah. Bagus sekali, terima kasih banyak.”

Juergen Klopp diangkat para pemain Liverpool saat selebrasi juara. Foto: twitter championsleague

“Luar biasa sekali. Malam hebat. Bisa memperlihatkan trofi ini kepada orang-orang – ini mungkin malam terbaik dalam hidup saya, karier profesional,” demikian ungkapnya.

Pelatih Spurs Mauricio Pochettino juga tetap merasa bangga meskipun tim kalah di final atas Liverpool. “Saya sangat bangga dengan kerja keras mereka, dengan bagaimana kami memberikan perlawanan. Kami hanya kurang beruntung saja karena kebobolan satu gol lewat penalti. Saya sangat bangga, tapi hanya kurang beruntung,” ucap Pochettino.

“Penalti itu membuat kami mental kami sedikit menurun. Anda tentu saja tidak pernah membayangkan akan memulai pertandingan dengan keadaan tertinggal 1-0. Standar dalam pertandingan ini sangat tinggi, kami hanya belum berada di level itu. Sayang sekali. Tentu saja kami ingin merasakan pengalaman seperti ini lagi, karena ini adalah pertandingan terhebat setelah Piala Dunia.”

“Hari ini bukan soal kalah-menang, akan tetapi soal bagaimana anda mencoba. Kami harus tetap yakin dan membangun tim ini lagi, agar kami bisa merasakan perjalanan seperti ini lagi secepatnya. Saya sangat senang bisa melatih pemain-pemain ini. Akhir kata, saya ucapkan selamat untuk Liverpool,” pungkas Pochettino. yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Arus Mudik Semarang-Solo lewat Tol Lancar

Puisi Akhir Ramadan