in

Pemkot Klaim Proyek Toilet Dekat Sumur Tua, Bagian Fasum Revitalisasi Kawasan Kota Lama

Warga sekitar Kota Lama mengambil air dari sumur tua untuk keperluan minum, Foto:Ugl


SEMARANG(Jatengdaily.com) –  Pemkot Semarang bersikukuh membangun toilet umum di dekat situs bersejarah, sumur tua Kota Lama. Pembangunan fasilitas umum (fasum) bagian dari program revitalisasi kawasan Kota Lama ini sudah menyesuaikan kondisi sekitar Gereja Blenduk. 

“Kalau saya melihat, itu upaya untuk mempercantik lingkungan tanpa kemudian menutup sumber air tersebut. Rasa-rasanya itu bagian daripada sisi kemanfaatan yang sedang dikerjakan oleh pihak proyek,” ungkap Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Sabtu (18/05/2019) petang.

Hendi, panggilan Hendrar Prihadi, menyatakan pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan situs maupun artefak bersejarah di Kota Lama. Tidak hanya sumur tua yang tidak akan ditutup, pihaknya juga memberi kesempatan ke pihak terkait untuk mempelajari artefak lain yang ditemukan di kawasan Kota Lama. 

Seperti temuan tumpukan batu bata di bawah Jalan Gelatik maupun artefak lain di sekitar Bundaran Bubakan. Hendi mengaku mendapat informasi jika temuan batu bata tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda. Hanya saja ia tidak mengetahui persis luasannya dan merujuk fungsi apa artefak tersebut di zaman penjajahan. 

“Kalau itu coba digali lebih banyak lagi maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan perlu energi yang besar. Akan kami kembangkan hal-hal  seperti itu supaya generasi mendatang bisa mempelajari bahwa dulu  tempat-tempat itu digunakan seperti apa,” beber dia. 

Penjabat (Pj) Direktur PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Iswar Aminudin menyatakan sudah mendapat masukan dari ahli geologi bahwa air sumur tua dekat dengan Gereja Blenduk, sisi timur Taman Srigunting, mempunyai kualitas air bagus. Meski usia sumur sudah hampir dua abad. 

“Itu sumber alami dan salah satu air bawah tanah yang airnya bagus banget, tidak mungkin kami tutup,” tegas dia.

Iswar yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Semarang ini menilai keberadaan toilet dirasa tidak akan menghilangkan nilai sejarah dari sumur. Apalagi sejak dulu sudah ada toilet di dekat sumur. Sehingga pemerintah merasa tidak perlu memindah toilet ke lokasi lain.    

“Di situ, dulunya kan memang toilet posisinya di situ. Malah bangunan toilet (sekarang) sudah diperbaiki teman-teman (pelaksana project),” kata dia.  
“Saya rasa ini perlu diperjelas, bahwa existing ini (toliet) dipertahankan hanya dipercantik lagi. Kalau memang awalnya toilet terbuka, sekarang kalau dibuat terbuka, gimana kalau panjenengan (Anda) mau pipis ?, ” timpal Hendi 

Iswar menambahkan keberadaan toilet juga tidak akan mencemari air sumur tua. “Itu sudah dikasih septic tank, tidak akan menyerap tanah dan mencemari air sumur karena kita pakai sistem biopori,” tukas dia. 
Diberitakan sebelumnya, kalangan pegiat dan pemerhati sejarah menyayangkan pembangunan toilet permanan di dekat sumur tua kawasan Kota Lama. Keberadaan toilet hanya akan mengaburkan nilai sejarah dari sumur tersebut. 

Pegiat sejarah Rukardi Ahmadi mengungkapkan sumur tua Kota Lama dibangun pada tahun 1841. Sumur dulunya terletak di area lapang yang disebut Paradeplein atau lapangan untuk parade militer. Pemerintah Belanda membangun sumur dengan tujuan mengurangi dampak wabah kolera yang kala itu melanda Semarang.
Rukardi menyebut wabah kolera paling parah terjadi pada tahun 1821. 

Saat itu tercatat 150 hingga 200 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit tersebut. Setelah sumur Paradeplein, pemerintah membangun sumur-sumur sejenis antara lain di Tawang, Karang Bidara yang sekarang jadi Jalan Raden Patah dan Poncol.

“Jadi itu lah sumur artetis pertama di Semarang yang dibuat untuk umum. Mengingat pentingnya situs ini bagi sejarah perkembangan Kota Semarang maka sudah sepatutnya dilestarikan. Toilet hanya akan mengaburkan keberadaan sumur dan nilai sejarah yang ada,” tegas dia. Ugl–st

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Banyak Komunitas Seni di Jateng Berguguran

LBH Demak Raya Buka Posko Pengaduan THR