in

Sri, Kartini Tangguh Driver Angkutan Massal

Sri Suprihatinah saat bertugas membawa penumpang massal. Foto: US

SEMARANG – Menyambut Hari Kartini setiap tanggal 21 April, sudah menjadi tradisi masyarakat kita terutama para kaum perempuan untuk memperingatinya terhadap perjuangan RA Kartini yang memperjungkan emansipasi agar kaum wanita bisa sejajar dengan laki-laki.

Bahkan kini, kedudukan kaum perempuan banyak yang lebih tinggi dan tangguh dari kaum lelaki, tetapi, secara kodrati kaum perempuan tetap menghargai laki-laki dalam hidup berumah tangga.

Sri. Foto: ugl

Jatengdaily.com ketika menjumpai perempuan tangguh yang saat ini menjadi pengemudi BRT Trans Semarang Koridor 1 jurusan Mangkang – Penggaron. Dia mengaku bahwa mengemudi untuk angkutan umum yang biasa dilakukan lelaki, ternyata sudah melekat di hatinya.

Dia adalah Sri Suprihatinah, lahir di Jakarta 6 Juni 1973. Wanita yang akrab dipanggil Sri ini berprofesi sebagai pengemudi atau driver angkutan umum massal kebanggaan masyarakat Kota Semarang, yakni BRT Trans Semarang.

Menurutnya, mengemudi angkutan massal itu sudah sejak 1995, di mana ia telah terbiasa membawa kendaraan besar beroda 4. Lalu, pada tahun 2007, Ia bergabung dengan Trans Jakarta mengemudikan armada jurusan Kampung Melayu – Ancol hingga 2016.

Sri mengemudikan armada Damri koridor 5 jurusan Harmoni – Lebak Bulus 2016 – 2018. Lalu, Sri bergabung dengan Trans Semarang Koridor 1 jurusan Mangkang – Penggaron sejak Maret 2019. Bekerja secara sift. Pada saat bertugas sift pagi, mulai pukul 05.00 dia telah memulai aktivitas berupa menyalakan armada untuk melakukan pemanasan mesin, dan jika sift siang pukul 11.00.

Sri menceritakan pengalaman sebagai driver lebih menantang. Apalagi menjadi pengemudi Trans Semarang. “Di Semarang jalur BRT masih menjadi satu dengan Angkutan Kota (angkot), Kendaraan umum, kendaraan pribadi. Sehingga dibutuhkan kejelian, kewaspadaan, konsentrasi dan kesabaran yang tinggi,” ucapnya.

Terkait dengan kendala atau hambatan menjadi driver Trans Semarang, Sri menjelaskan, pada saat menjumpai tiba-tiba ban bocor atau saat kopling nyeplus (transisi). Saat ditanya apakah keluarga tidak keberatan dengan pekerjaaannya sehari-hari, Ia mengungkapkan malah keluarga sangat mendukung dengan pekerjaannya sebagai driver yang sudah melekat di hatinya.

“Keluarga sangat support dan mendukung pekerjaan saya. Bahkan anak saya yang saat ini kuliah di Universitas Gajahmada, sangat bangga dengan pekerjaan driver yang setiap hari membawa penumpang secara massal,” katanya mengakhiri bincang-bincang. ugl-she

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Indonesia Pasar Potensial Masuknya Dokter Asing

Meski Direvitalisasi, Kota Lama Tetap jadi Objek Swafoto