in

Tokoh Agama Demak Minta Warga Tak Terprovokasi People Power

KH Muhammad Asyiq, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Demak. Foto: rie

DEMAK (Jatengdaily.com) – Tokoh agama di Kabupaten Demak menolak aksi people power. Alasannya, aksi tersebut justru meresahkan masyarakat.

Seperti diberitakan, aksi people power tersebut banyak diserukan dan tersebar melalui sejumlah media sosial, menjelang diumumkannya hasil rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU RI pada 22 Mei mendatang.

Maka itu sejumlah tokoh agama serta pemuka agama di Demak secara tegas, menolak aksi people power. Menurut mereka, aksi tersebut merupakan tindakan kurang tepat, dan menyarankan menyerahkan semua hasil tahapan pemilu kepada yang berwenang yakni KPU.

Karenanya pula para tokoh agama pun mengajak seluruh masyarakat Demak untuk saling menjaga ketertiban dan kenyamanan, terlebih pada bulan suci Ramadhan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Demak, KH Muhammad Asyiq menghimbau, seluruh masyarakat Indonesia khususnya warga Kabupaten Demak tidak terpengaruh dan terprovokasi adanya ajakan gerakan people power.

“Negara kita adalah negara hukum maka seluruh kebijakan harus berdasarkan hukum dan konstitusi yang berlaku. Mari kita percayakan hasil pemilu 2019 kepada petugas penyelenggara pemilu atau KPU. Bila tidak puas, silahkan menyelesaikan permasalahan sesuai aturan yang berlaku,” tutur Asyiq, Selasa (14/5).

Imbauan senada juga datang dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Demak, KH. Abdullah Syifa. Menurutnya, people power ini berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

KH. Abdullah Syifa, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Demak. Foto: rie

Abdullah Syifa pun mengajak para ulama maupun tokoh agama di tanah air untuk tidak terpancing terhadap ajakan yang bisa mengancam keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila ini. “Mari kita jaga kerukunan demi keutuhan NKRI dan yang berlandaskan Pancasila,” ujarnya.

Pada saat sama Ketua PD Muhamadiyah Kabupaten Demak, Drs Suali menuturkan, pimpinan pusat Muhamadiyah tidak ada himbauan atau anjuran serta tidak memobilisasi massa terkait adanya people power.

“Jika ada orang Muhamadiyah yang mengikuti aksi people power maka bukan kehendak dari pengurus. Mari di bulan Ramadan ini fokus kepada ibadah,” terang Suali, saat di temui di Kantor Kemenag Demak.

Sementara itu, Pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKMI) Demak, Nathanael juga memberi pernyataan penolakan adanya gerakan people power. Dia menjelaskan, gerakan tersebut bisa memecah kesatuan antar umat beragama.

“Pemilu adalah suatu sarana bukan merupakan tujuan dan bukti adanya negara demokrasi. Maka apapun hasil pilihan rakyat adalah kehendak Tuhan. Marilah kita tetap menghadap kasih Tuhan Yang Maha Esa,” tutupnya. rie-yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Belum Rekam Data e-KTP, Data Kependudukan 3.619 Warga Diblokir

Akhir 2019, Stadion Jatidiri Ditargetkan Rampung 90 Persen