JAKARTA (Jatengdaily.com)- Presiden Joko Widodo optimistis bahwa pengembangan vaksin untuk COVID-19 di Tanah Air dapat berjalan dengan baik. Presiden juga menegaskan bahwa pemerintah bersiap untuk memproduksinya apabila vaksin telah ditemukan sehingga dapat digunakan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh masyarakat.
Hal itu disampaikan Presiden selepas meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal vaksin COVID-19 yang digelar di Gedung Eyckman, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Agustus 2020, dengan dipandu oleh Ketua Tim Peneliti Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof. Kusnandi Rusmil.
“Kita optimistis bahwa dengan segera ditemukannya vaksin ini kita bisa melakukan vaksinasi kepada seluruh rakyat,” ujarnya.
Secara keseluruhan, sebanyak 1.620 relawan dilibatkan dalam uji klinis tahap ketiga tersebut. Hasil uji klinis tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pengembangan dan penemuan vaksin COVID-19 yang ditargetkan untuk dapat tercapai pada akhir tahun ini.
“Kita harapkan nanti insyaallah di bulan Januari kita sudah bisa memproduksi. Kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” kata Presiden.
Bersamaan dengan itu, pemerintah juga berupaya mengembangkan vaksin sendiri yang dikembangkan dari isolat virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Vaksin “Merah Putih” tersebut diharapkan akan dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2021 mendatang.
“Jadi kita mengembangkan full sendiri oleh Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Menristek, dan universitas-universitas yang kita miliki. Tetapi selain itu kita juga membuka diri untuk bekerja sama misalnya dengan Sinovac, Uni Emirat Arab di G42, dan dengan Korea Selatan,” tuturnya.
“Saya rasa kita membuka diri (bekerja sama) dalam rangka secepat-cepatnya kita bisa melakukan vaksinasi ke seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Presiden.
Untuk diketahui, sebelum meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal vaksin Covid-19, Presiden Joko Widodo juga meninjau kesiapan dan fasilitas milik Bio Farma untuk nantinya memproduksi vaksin COVID-19. Dalam peninjauan tersebut, Kepala Negara dipandu dan mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.
Mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut di antaranya ialah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Kota Bandung pada Selasa, 11 Agustus 2020, meninjau kesiapan dan fasilitas produksi milik BUMN produsen vaksin dan antisera Bio Farma.
Kemampuan Bio Farma sebagai perusahaan produsen vaksin telah diakui dunia di mana produk-produknya telah menjangkau lebih dari 140 negara di dunia.
“Saya ingin melihat bagaimana Bio Farma yang telah memproduksi vaksin yang telah dikirimkan ke 149 negara baik itu vaksin polio, difteri, BCG, dan lain-lain,” ujar Presiden selepas peninjauan di fasilitas produksi Bio Farma yang berlokasi di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
“Ini menunjukkan bahwa negara kita mampu memproduksi vaksin sejak lama. Bio Farma berdiri setelah 1890, sudah lebih dari 100 tahun yang lalu,” imbuhnya.
Bio Farma sendiri akan segera memproduksi vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri apabila nantinya vaksin tersebut telah ditemukan dan telah teruji secara klinis.
Saat ini, tim uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tengah melakukan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal calon vaksin COVID-19. Setelah uji klinis tersebut dilakukan dan vaksin yang sedang dikembangkan dinyatakan siap digunakan, maka selanjutnya Bio Farma akan memproduksi sendiri vaksin tersebut dalam jumlah besar.
“Saya kira dengan kemampuan dan pengalaman yang ada kita ingin produksi vaksin COVID-19 ini segera bisa dilakukan,” kata Presiden.
Sebelumnya, dalam pertemuan di Istana Merdeka pada 21 Juli 2020, Kepala Negara menugaskan Bio Farma untuk memastikan kapasitas produksinya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri saat vaksin COVID-19 ditemukan.
Kapasitas produksi Bio Farma untuk saat ini diketahui sanggup memproduksi vaksin dalam jumlah 100 juta dosis per tahun dan tengah dikembangkan lebih lanjut sehingga pada akhir tahun nanti mampu meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 250 juta dosis vaksin per tahun.
“Saya kira inilah yang perlu kita ketahui dan menambah optimisme kita bahwa kita bisa melakukan itu sendiri,” tandasnya.
Mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut di antaranya ialah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. she
GIPHY App Key not set. Please check settings