Berdayakan Pelaku Wisata, MAJT Dorong Gerakan BISA

0
majt

Para pegawai MAJT melakukan gerakan bersih, indah, sehat dan aman di lingkungan masjid. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan di Kota Semarang dilaksanakan di empat lokasi di Kota Semarang. Gerakan BISA yang bertujuan untuk memberdayakan Pelaku Pariwisata di Kota Semarang yang terdampak akibat pandemi Covid-19.

Plt Direktur Akses Pembiayaan, Hanifah Makarim, gerakan yang dimotori oleh Kemenparekraf ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang yang terdampak pandemi Covid 19.

Selain itu gerakan BISA ini diharapkan dapat membantu Daya Tarik Wisata (DTW) khususnya di Masjid Agung Jawa Tengah dalam menyiapkan dan menata tempat wisata dalam menghadapi kondisi kenormalan baru Covid19.

Sekda Kota Semarang, Ir Iswar Aminudin MT, menyampaikan Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa mengandalkan sektor pariwisata sebagai penggerak perekonomian. Selama beberapa bulan ini pariwisata di Kota Semarang terpuruk dan berdampak kepada para pelaku pariwisata ekonomi kreatif.

Pemerintah Kota Semarang sangat mendukung program dari kemenparekraf yang tidak hanya memberikan manfaat bagi para pelaku pariwisata, tapi juga DTW di khususnya Masjid Agung Jawa Tengah.

Senada dengan Sekda Kota Semarang, Sekretaris Pelaksana Pengelola, Drs KH. Muhyiddin MAg, yang ditemui setelah acara mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Semarang dan Kemenparekraf yang menunjuk MAJT menjadi lokasi gerakan BISA ini.

Hadir dalam gerakan BISA tersebut anggota Komisi X DPR RI, A.S. Sukawijaya yang dikenal Yoyok Sukawi menyemangati para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif tetap bersemangat dan selalu kreatif dalam menghadapi covid 19 ini. Gerakan BISA yang  dapat membantu meringankan beban para pelaku pariwisata.

Gerakan BISA ini diharapkan dapat membuat geliat baru bagi dunia pariwisata untuk kembali bergerak dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan tidak menjadikan DTW menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. st

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *