Demand Transportasi Umum Turun, Banyak PO Bus Terancam Bangkrut

0
prime topik

Nara sumber dalam Diskusi Prime Topic, berjudul Nasib Transportasi Umum di Masa Pandemi, Selasa (25/8/2020), di Noormans Hotel, Semarang. Foto: she

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa pada kondisi angkutan transportasi umum. Pasalnya kondisi ini dipicu dari menurunnya perekonomian di semua sektor dan demand (permintaan) akan kebutuhan transportasi juga turun.

Belum lagi tidak dipungkiri, adanya rasa ketakutan masyarakat untuk menggunakan moda transportasi umum, dengan alasan kesehatan. Imbasnya banyak Perusahaan Oto (PO) Bus yang terancam bangkrut.

‘’Angkutan yang beroperasi  di terminal di Jateng rata-rata tinggal 38 persen, jika dibandingkan dengan  bulan yang sama tahun kemarin. Angkutannya turun karena demand-nya turun. Kalau dulu 100 bus yang beroperasi, penumpangnya juga banyak, kalau sekarang 100 yang beroperasi, bisa jadi penumpangnya hanya 10 orang,’’ jelas  Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Satrio Hidayat, dalam  Diskusi Prime Topic, berjudul Nasib Transportasi Umum di Masa Pandemi,  Selasa (25/8/2020), di Noormans Hotel, Semarang.

Maka, dia mengatakan, solusinya adalah bisa digilir operasionalnya. Jadi, bila PO punya lima bus, maka tanggal 1 yang berangkat bus 1, tanggal 2 bus kedua, dan seterusnya. ‘’Ini seperti yang dilakukan di Kota Semarang. Semua busnya bisa berangkat bergiliran, namun memang pendapatan berkurang, tapi dari pada tidak sama sekali,’’ jelasnya.

‘’Daya beli masyarakat turun, Kalau punya duit, maka pemakaian yang pertama adalah kebutuhan pokok,  sehingga deman pada angkutan umum turun. Belum lagi, anak sekolah juga belum aktif berangkat sekolah. Sementara anak sekolah adalah salah satu pemakai angkutan umum yang besar. Langkah utama adalah mendorong agar demand dan kepercayaan pada transportasi umum kembali meningkat di tengah masyarakat, di era new normal ini,’’ jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso mengatakan, pandemi Covid-19 memang dampaknya dirasakan semua lini, termasuk sektor transportasi. Kondisi ini patut disadari dan jadi perhatian bersama.

‘’Di masa new normal ini kita  berharap penumpang mau ada jaminan kesehatan.  Kami mendorong dan mensuport,  bagaimana angkutan umum itu sehat, biar masyarakat mau menggunakan dan ada jaminan sesuai protokol kesehatan. Mari kita menghidupkan kembali aktivitas ekonomi lewat angkutan umum,’’ jelasnya.

Sementara itu, pakar transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menambahkan, ke depan, ada inovasi baru dalam pelayanan pada sistem trasportasi umum di Jateng.

Misalnya, Bus Rapid Transit (BRT) trans Jateng busnya besar, diberikan layanan dengan menggabungkan sepeda dan pejalan kaki. Jadi, peumpang BRT bisa membawa sepeda di dalamnya.  

‘’Dan yang terpenting adalah pengelola transportasi umum harus menerapkan kesadaran akan transportasi yang sehat, sebagai upaya untuk mendorong masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum,’’ jelasnya. She

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *