Pancasila Jadi Filter Pengaruh Buruk Globalisasi

Sejumlah pembicara dalam Prime topic dialog bersama bertajuk Karakter Bangsa, Rabu (14/10/2020), bertempat di Noormans Hotel. Foto: she
SEMARANG (Jatengdaily.com)- Pendidikan karakter harus dimulai sejak kecil. Hal ini dimulai dari pembentukan jati diri dan teladan yang ditularkan dari keluarga, masyarakat dan para pemimpin.
Peran pemimpin sangat penting untuk memberi teladan. Jateng telah mencanangkan sebagai Benteng Pancasila sejak tahun 2018. Dan hal ini pula yang mendorong Jateng untuk membentuk masyarakat yang berkarakter dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya, mari kita hentikan berita hoaks dan viralkan berita positif.
Demikian dikatakan oleh Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Provinsi Jateng, Haerudin, dalam Prime topic dialog bersama bertajuk Karakter Bangsa, Rabu (14/10/2020), bertempat di Noormans Hotel.
Lebih lanjut menurutnya, saat ini generasi muda tidak sedikit yang mudah dipengaruhi oleh faktor dari luar. Dimana arus globalisasi dan teknologi juga menjadi pemicu besar di dalamnya. Penjajahan pola pikir yang masuk lewat ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya khususnya dari luar negeri, perlu diwaspadai. Sebab, bisa menjadi bumerang bangsa Indonesia, seperti misalnya berdampak pada adu domba bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila seperti integritas, gotong royong dan nasionalisme sangat penting ditanamkan, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan. ”Pancasila menjadi filter yang sangat kuat untuk menangkal pengaruh buruk globalisasi dan pengaruh ideologi asing,” jelasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD Jateng ST Sukirno mengatakan, pendidikan karakter bukan hanya tugas satu badan, tetapi semua lini. Intinya, informasi yang diserap geenrasi muda tentang sesuatu yang baik, akan jadi pedoman sehari-hari.
”Dan itu, beralandaskan Pancasila. Pancasila bisa membangun karakter kekhasan, dan karakter ini dibangun dari hal-hal kecil. Nilai-nilai kehidupan tersebut sangat tergantung dari kemanfaatan seorang individu untuk lingkungannya,” jelasnya.
Sedangkan Guru Besar Antropolgi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip, Mudjahirin Thohir mengatakan, watak dasar yang dianggap sebuah kebangsaan, adalah karakter ideal yang tepat. Dan ini terbentuk dari masa lalu, saat ini dan masa akan datang.
”Bisa diistilahkan, ciri khas bangsa itu yo wong Jowo bener dan pener dalam berperilaku. Dimana dalam bergerak dan berjuang tidak karena memikirkan untung dan rugi untuk kelompoknya dan diri sendiri. Namun, berlandaskan nilai-nilai Pancasila,” jelasnya. she