Loading ...

Kiat Membuat Skripsi di Masa Pandemi Agar Tetap Produktif

YOULA1

Oleh: Youla Afifah Azkarrula
SELAMA masa pandemi ini, berbagai sektor yang ada di setiap negara terutama Indonesia terganggu hingga merambat ke sektor Pendidikan. Banyak sekolah, universitas, hingga lembaga bimbingan belajar (secara tatap muka) ditutup karena berbagai pertimbangan demi meredakan penyebaran COVID-19 ini. Dengan segala kebijakan yang diberlakukan, mahasiswa sebagai salah satu agen dari perubahan terkena dampak yang sangat besar.

Mahasiswa dituntut untuk memahami berbagai mata kuliah yang sudah diberikan di dalam kurikulum dengan pembelajaran yang dilakukan secara online. Berbagai mata kuliah yang ada bukan hanya sekedar materi namun terdapat praktikum-praktikum yang membutuhkan fasilitas yang telah disediakan kampus. Namun bila dilaksanakan secara daring hal ini kurang kondusif dikarenakan tidak adanya fasilitas yang memadai yang dimiliki oleh para mahasiswa di rumah, kos, kontrakan atau pondok mereka masing-masing.

Dengan tidak adanya fasilitas di kediaman mereka, mahasiswa semakin bingung dalam melaksanakan perkuliahan terutama di saat mereka membutuhkan sumber-sumber yang biasa mereka peroleh di perpustakaan kampus ataupun daerah.

Permasalahan ini merambat hingga kepada mahasiswa tingkat atas yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Banyak mahasiswa tingkat atas mengeluh dengan adanya pandemic ini mereka akan susah mendapatkan sumber penelitiannya berupa dokumentasi, wawancara dan observasi.

Selain itu, terdapat beberapa kasus yang mana mereka harus mengulang saat melaksanakan sidang ataupun seminar dikarenakan adanya kendala jaringan. Tidak hanya di situ, ada pula mahasiswa dan dosen yang terjangkit COVID-19 sehingga mempengaruhi proses dari penyelesaian skripsi. Dengan adanya kasus-kasus ini, kebanyakan mahasiswa mudah putus asa dalam menyelesaikan skripsi dan memberhentikan penelitian mereka di tengah jalan.

Di masa pandemic ini, mahasiswa terutama yang berada di tingkat akhir harus bisa memanfaatkan celah yang ada. Demi memperoleh sumber berupa literatur-literatur yang dibutuhkan dalam skripsi, para mahasiswa dapat mencarinya secara online karena pada saat ini sudah banyak literatur online yang menyediakan berbagai suplay yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Literatur online ini bisa berupa jurnal, buku elektronik, proseding, dan masih banyak lagi.

Situs-situs mendukung pun banyak yang dapat digunakan sebagai search engine seperti google scholar, library genesis, science direct, jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh kampus-kampus, dan masih banyak lagi. Lebih mudah lagi bila dapat menggunakan jurnal-jurnal berbahasa asing terutama berbahasa inggris yang memberikan banyak referensi dari berbagai belahan dunia. Selain itu, demi mempermudah melakukan sitasi, kita dapat menggunakan Mendeley yang nantinya bisa kita atur menggunakan body note dan mempermudah dalam membuat daftar pustaka otomatis.

Selain dalam mencari literatur, terkadang beberapa skripsi atau tugas akhir lainnnya membutuhkan data dengan teknik wawancara. Namun di kondisi saat ini, tipis kemungkinannya bagi para mahasiswa untuk melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber. Maka dari itu, wawancara secara langsung dapat dialihkan kepada wawancara melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, Line, Snapchat, Linked in, dan masih banyak lagi.

Penggunaan media sosial saat ini telah melunjak tinggi semenjak dunia dialihkan kepada media online guna menekan jumlah peningkatan COVID-19. Dengan adanya wawancara secara online – yang kemudian bukti dari wawancara ini dapat dimasukkan kedalam lampiran pada skripsi – dapat mempermudah dalam memperoleh data.

Namun selain literatur dan dokumentasi dari wawancara, peran dosen pembimbing juga tidak kalah penting. Terkadang terdapat beberapa kasus dimana dosen pembimbing sulit untuk dihubungi dan lain sebagainya. Jika terjadi kasus yang demikian, mahasiswa diharapkan selalu aktif dalam mengejar dosen dan terus memberikan kabar mengenai skripsinya.

Selain itu, mahasiswa bisa meminta tolong kepada dosen pembimbing dengan memberikan alasan mengapa mahasiswa ini memiliki tekad untuk cepat menyelesaikan skripsinya dan menepati janji demi memenuhi tekadnya. Dengan adanya hal ini, pastilah dosen pembimbing akan mengerti dan memakluminya asalkan kita bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya.

Dengan adanya ketiga poin di atas, proses dalam pembuatan skripsi akan lebih mudah. Namun terkadang mahasiswa merasakan bosan di saat mengerjakan skripsi. Hal ini dikarenakan pekerjaan monoton yang dilakukan secara terus-menerus. Pada hakikatnya, hal ini bisa diakali, salah satunya dengan memberikan penghargaan kepada diri sendiri.

Semisal kita telah menyelesaikan revisi pada bab satu, kita bisa menjanjikan diri kita untuk mentraktir diri sendiri makanan atau hal yang kita sukai. Dengan adanya penghargaan kepada diri sendiri, muncullah rasa kepuasan dan keinginan untuk melakukannya kembali. Sehingga semangat kita akan terpacu dalam mengerjakannya. Kedua dalam mengerjakan skripsi, carilah tempat yang menurut kita nyaman dalam mengerjakannya. Kita bisa mengerjakannya dimana saja meskipun di tempat terbuka. Terkadang inspirasi datang dengan dukungan dari tempat kita berada.

Demi mempersingkat waktu pembuatan skripsi, gunakanlah sebuah trik jitu yakni dengan mengetik atau membuat tulisan minimal satu paragraf atau satu halaman sehari. Dengan melakukannya secara terus menerus, maka hal ini tidak akan terasa. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Dengan melakukan hal ini, skripsi akan cepat selesai. Bayangkan bila kita mengerjakan satu halaman setiap harinya. Bila skripsi minimal terdiri dari 60 halaman maka hanya dibutuhkan waktu 60 hari dalam mengerjakannya atau setara dengan dua bulan.

Jika diperkecil lagi dengan menulis setengah halaman per harinya maka akan dibutuhkan waktu 120 hari atau setara dengan empat bulan. Hal ini sangatlah besar kemungkinannya bila kita memiliki tekad yang besar. Terkadang terdapat suatu waktu dimana kita tidak tahu apa yang akan kita tulis selanjutnya, maka lebih baik kita menulis tambahan-tambahan yang ada di skripsi seperti kata pengantar, biografi dan lain sebagainya atau kita bisa mencari dan membaca referensi guna menambah hal apa yang akan kita tulis selanjutnya.
Penulis: Youla Afifah Azkarrula, Mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo. Jatengdaily.com-st

Facebook Comments Box
Exit mobile version