in

Mahasiswa UNDIP Ajari Warga Bikin Hand Sanitizer Alami

Mahasiswa KKN UNDIP membimbing warga membuat hand sanitizer alami. Foto: dok

BLORA (Jatengdaily.com) – Mahasiswa KKN UNDIP Tim 1 Tahun 2021 terus mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes). Seperti yang dilakukan mahasiswa di Desa Brumbung, RT 009 RW 001, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora ini.

Melihat kondisi masyarakat Desa Brumbung yang masih minim kesadarannya dalam menerapkan protokol kesehatan, maka Anik Yustiani, mahasiswa KKN UNDIP mengajak masyarakat Desa Brumbung untuk lebih peduli terhadap bahaya COVID-19, yakni dengan membuat masker dan hand sanitizer alami.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di lapangan, sebagian besar masyarakat Desa Brumbung bermata pencaharian sebagai petani. Tidak sedikit warga yang memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai macam tumbuhan, salah satunya adalah pohon jeruk nipis. Selain itu, terdapat juga tanaman toga seperti daun sirih.

Melihat potensi yang dihasilkan, Anik Yustiani berinisiatif untuk membuat hand sanitizer alami dari daun sirih dan jeruk nipis. Daun sirih dipilih sebagai bahan dasar dalam pembuatan hand sanitizer alami karena kandungan flavonoid yang ada pada daun sirih bersifat antibakteria sehingga mampu mematikan mikroba dan dipercaya mampu melindungi tangan dari kuman dan bakteri.

“Daun sirih juga bisa memproteksi lapisan kulit sehingga lebih awet dan tahan lama. Sedangkan alasan jeruk nipis dijadikan sebagai bahan untuk membuat hand sanitizer yaitu karena jeruk nipis dipercaya memiliki sifat antibakteri yang cukup tinggi, kaya akan vitamin C, dan lembut di tangan sehingga baik untuk kulit. Maka dari itu, pembuatan hand sanitizer dengan bahan alami tentunya aman untuk digunakan,” jelasnya.

Sedangkan alat dan bahan untuk membuat hand sanitizer alami yang dilakukan oleh Anik yaitu panci, pisau, wadah, saringan, kompor, botol spray (sebagai alat) dan daun sirih, jeruk nipis, air bersih (sebagai bahan).

Sedangkan program kedua yang diusung oleh mahasiswa ini mengenai pembuatan masker dari limbah pakaian. Melihat perkembangan zaman, dewasa ini kerap muncul berbagai jenis pakaian yang modis di pasaran.

Tak ayal jika banyak sekali pakaian yang hanya dipakai beberapa kali atau digunakan sebagai koleksi saja hingga memenuhi almari dan berujung tak terpakai dengan alasan sudah tidak modis atau bahkan tidak bisa digunakan karena ukurannya yang sudah tak sesuai dengan badan kita.
“Daripada tidak dipakai yang kadang juga memenuhi almari bahkan terkadang menjadi limbah, lebih baik dibuat kerajinan masker saja,” tutur Anik.

Melihat kondisi saat ini yang masih dalam keadaan pandemi covid-19, masyarakat Desa Brumbung pun antusias memanfaatkan limbah pakaian tersebut untuk dibuat menjadi masker yang dapat melindungi diri mereka dari ancaman COVID-19.

“Namun, kualitas kain yang akan digunakan untuk membuat masker pun harus tetap diperhatikan. Limbah pakaian yang akan digunakan harus memenuhi kriteria, yakni terbuat dari jenis kain yang sesuai dan masih layak untuk digunakan sebagai masker,” jelas Anik.
Penulis: Anik Yustiani (Sastra Indonesia-FIB Undip)-yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Pembunuhan Sekeluarga di Rembang, Kapolres: Pelaku Diduga Lebih Satu Orang

Cara Mahasiswa UNDIP Edukasi Prokes ke Anak-anak, dari Ular Tangga hingga Nonton Video