SEMARANG (Jatengdaily.com) – Masyarakat Kota Semarang kini memiliki taman edukasi lingkungan yang bernama Taman Ecobrick. Taman Ecobrick berlokasi di samping Kantor DLH Kota Semarang, Jalan Tapak, Tugurejo.
Sapto Adi Sugihartono selaku Kepala DLH Kota Semarang mengatakan Taman Ecobrick ini akan memanfaatkan 20.000 botol ecobrick yang dibuat oleh komunitas dan masyarakat Kota Semarang.
“Ecobrick berasal dari kata eco yang berarti ramah lingkungan dan brick yang berarti bata. Jadi Taman Ecobrick ini bentuk nyata ecobrick digunakan sebagai pengganti bata dan menjadi sebuah bangunan. Satu botol ecobrick berisi 250 gram plastik yang sudah tidak terpakai. Coba kalau dikalikan 20.000 berarti kita menyelamatkan dan memanfaatkan 5 ton plastik” tegas Sapto.
Lantip Waspodo selaku Humas Marimas menjelaskan, Taman Ecobrick ini juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan Marimas. “Marimas memulai mengenalkan Ecobrick kepada masyarakat Semarang sejak 2017. Saat ini kita bisa berbangga bahwa Kota Semarang dapat memanfaatkan plastik tidak terpakai menjadi ecobrick yang kemudian jadi sebuah Taman Ecobrick” tambah Lantip.
Eko Gustini Pramukawati dari Proklim Purwokeling memimpin pembuatan bangunan ecobrick menyampaikan bahwa bangunan ecobrick menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
“Ecobrick ketika akan digunakan di luar ruang maka perlu dilapisi tanah liat, karena plastik jika terkena sinar matahari dapat mengeluarkan dioksin atau racun maka harus dilapisi tanah liat terlebih dahulu. Lapisan tanah liat ini terdiri dari campuran lempung, kotoran kerbau dan jerami” pungkas Eko.
Pembuatan bangunan ecobrick sesi kali ini melibatkan komunitas di Kota Semarang antara lain Komunitas Ecobrick Marimas, Proklim Purwokeling BPI, Bank Sampah Kota Semarang, Saka Kalpataru dan Tim KKN RDR Angkatan 77 Kelompok 43 UIN Walisongo. st